Selasa 15 Jun 2021 23:32 WIB

Pemuda Kampung Airport Budi Daya Melon Premium dan Labu Madu

Virus yang dibawa serangga kutu kebul sangat mudah menular dan merusak tanaman

Pemuda yang tergabung di Karang Taruna Desa Teluknaga, Tangerang, Banten, sukses membudidayakan melon premium Alisha F1 dan Labumadu F1 dengan memanfaatkan lahan di belakang Bandara Soekarno Hatta.
Foto: ist
Pemuda yang tergabung di Karang Taruna Desa Teluknaga, Tangerang, Banten, sukses membudidayakan melon premium Alisha F1 dan Labumadu F1 dengan memanfaatkan lahan di belakang Bandara Soekarno Hatta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Pemuda yang tergabung di Karang Taruna Desa Teluknaga, Tangerang, Banten, sukses membudidayakan melon premium Alisha F1 dan Labumadu F1 dengan memanfaatkan lahan di belakang Bandara Soekarno Hatta. Budi daya ini sekaligus menjadi peluang pekerjaan bagi pemuda yang selama ini menggantungkan hidupnya dari aktivitas di bandara internasional itu. 

"Kami baru belajar dengan memanfaatkan lahan seluas 2.500 meter persegi," kata Vikri Fadilah, Ketua Karang Taruna Teluknaga yang juga berlokasi di Kampung Airport itu saat dihubungi.

Menurut Vikri, dengan produksi dua ton melon dan labu madu berhasil menggugah remaja di kampungnya yang awalnya kerap kebut-kebutan menggunakan sepeda motor. "Kami berhasil mengajak remaja kampung yang semula banyak yang menganggur dan kerap kebut-kebutan di jalan raya," kata dia.

Vikri menuturkan selain memberikan pengetahuan baru, kegiatan budi daya ini sekaligus menjadi peluang pekerjaan bagi pemuda yang selama ini menggantungkan hidupnya dari aktivitas di Bandara Soekarno Hatta. Sebagian yang bergabung, ada juga karyawan yang belum lama terkena pemutusan hubungan kerja akibat perusahaannya terdampak pandemi Covid-19. 

"Alhamdulillah sudah 15 pemuda dan pemudi kampung yang bergabung di budi daya melon dan labu madu ini. Sementara ini hasilnya dijual kepada masyarakat setempat," ujarnya.

Namun tidak tertutup kemungkinan, ujar Vikri, panen ke depan akan dijual ke pasar terdekat bahkan seperti petani lainnya di kawasan itu dijual di pasar Jakarta. Seperti diketahui sebagian besar produk petani di wilayah penyangga dikirim ke pasar tradisional dan pasar modern Jakarta.

Vikri mengatakan keberhasilan panen perdana melon premium dan labu madu ini berkat bimbingan Bagas Suratman yang memang merupakan petani senior di kawasan itu. Bimbingan juga didapat dari PT East West Seed Indonesia (Ewindo) atau Cap Panah Merah yang memasok benih dan memberikan penyuluhan terhadap para pemuda.

Menurut Suratman, banyak faktor yang harus diperhatikan petani selama proses budi daya. Mulai dari pemilihan waktu tanam, faktor iklim dan cuaca, pengolahan lahan hingga antisipasi terhadap serangan hama dan penyakit. Salah satu serangan penyakit yang menakutkan petani adalah serangan virus Gemini. 

Virus yang dibawa oleh serangga kutu kebul (Bemisia tabaci) sangat mudah menular dan merusak tanaman hingga gagal panen dan tidak dapat berproduksi sama sekali. “Salah satu kunci keberhasilan pemuda karang taruna tersebut adalah menggunakan benih melon varietas Alisha F1 yang memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap serangan virus Gemini,” kata Suratman.

Menurut Wisnu petugas lapangan Cap Panah Merah, melon varietas Alisha F1 mampu berproduksi 30-40 ton per hektare. Melon yang memiliki kulit kuning halus atau tanpa net ini daging buahnya renyah dan sangat manis (tingkat kemanisannya dapat mencapai 16 brix). 

Sementara Labumadu F1 yang dikembangkan anggota karang taruna ini memiliki potensi produksi 15-25 ton per ha. “Kami akan terus melakukan pendampingan dan optimistis pemuda di kawasan ini dapat melakukan budidaya secara berkelanjutan. Keberhasilan karang taruna ini juga dapat menjadi inspirasi bagi pemuda di daerah lain untuk melakukan kegiatan yang produktif sekaligus membuka lapangan kerja di tengah pandemi Covid-19 ini,” kata Wisnu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement