Selasa 15 Jun 2021 20:23 WIB

Muslim Prancis Alami Dampak Serius dari Pandemi Covid-19

Mayoritas Muslim Prancis hidup bekerja tanpa perlindungan memadai selama pandemi.

Seorang penjaga toko Aljazair menjual makanan penutup khusus untuk bulan Ramadhan di pasar Arab daerah Porte de Montreuil di Paris, Prancis, Ahad (26/4). Mayoritas penduduk di sekitar daerah Porte de Montreuil, Paris adalah Muslim Arab dari Utara Afrika, Muslim di seluruh Prancis pada tahun ini tidak dapat mengikuti kegiatan berdoa dan beribadah bersama akibat ditutupnya masjid karena pandemi COVID-19
Foto: EPA
Seorang penjaga toko Aljazair menjual makanan penutup khusus untuk bulan Ramadhan di pasar Arab daerah Porte de Montreuil di Paris, Prancis, Ahad (26/4). Mayoritas penduduk di sekitar daerah Porte de Montreuil, Paris adalah Muslim Arab dari Utara Afrika, Muslim di seluruh Prancis pada tahun ini tidak dapat mengikuti kegiatan berdoa dan beribadah bersama akibat ditutupnya masjid karena pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID,  Setiap pekan, Mamadou Diagouraga berziarah ke makam ayahnya di Paris. Ayahnya meninggal akibat covid-19. "Ayah saya yang pertama, dalam setahun pemakaman menjadi penuh,"katanya seperti dilansir reuters, Senin (15/6).

Populasi Muslim di Prancis diperkirakan terbesar di Uni Eropa. Sayangnya, tidak diketahui berapa serius dampak covid-19 terhadap Muslim Prancis mengingat hukum di negara itu melarang pengumpulan data berdasarkan afiliasi etnis dan agama.

Baca Juga

Namun, data yang kumpulkan Reuters, jumlah Muslim Prancis yang meninggal karena covid-19 lebih tinggi dari populasi secara keseluruhan. Dari data resmi yang dihimpun reuters, angka kematian pada tahun 2020 di antara penduduk Prancis kelahiran Afrika Utara yang mayoritas Muslim adalah dua kali lebih tinggi di antara mereka yang lahir di Prancis.

Merujuk temuan peneliti dan fakta di lapangan, umat Islam cenderung hidup di bawah garis kemiskinan. Kebanyakan Muslim Prancis bekerja sebagai sopir atau kasir dengan kondisi tempat tinggal yang kumuh dan padat.

"Mereka (komunitas Muslim), yang pertama harus membayar mahal dampak dari covid-19,"ungkap Kepala Asosiasi Muslim di Seine-Saint-Denis, M'Hammed Henniche.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement