Selasa 15 Jun 2021 12:24 WIB

Biden dan Erdogan Klaim Hasilkan Pembicaraan yang Positif

Biden dan Erdogan melakukan pembicaraan tatap muka pertama kali di Brussels

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Presiden AS Joe Biden
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden AS Joe Biden

IHRAM.CO.ID, BRUSSELS -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terdengar menghasilkan pembicaraan yang positif. Keduanya melakukan pembicaraan tatap muka pertama kali di Brussels pada Senin (14/6).

"Kami mengadakan pertemuan yang positif dan produktif, sebagian besar hanya satu lawan satu," kata Biden pada konferensi pers setelah pertemuan dengan Erdogan.

Baca Juga

Biden mengaku, pembicaraan dengan Erdogan melanjutkan diskusi yang pernah terbangun. Dia yakin, AS bersama Turki akan membuat kemajuan yang nyata.

Erdogan menyebut pembicaraannya dengan Biden di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO sebagai langkah produktif dan tulus. "Kami berpikir bahwa tidak ada masalah antara hubungan AS dan Turki yang tidak dapat diselesaikan dan bahwa bidang kerja sama bagi kami lebih kaya dan lebih besar daripada masalah," katanya.

Terlepas dari nada optimis keduanya yang disampaikan ke publik, tidak ada yang memberikan perincian tentang cara memperbaiki hubungan atau menyusun langkah-langkah yang akan membantu meredakan ketegangan antara sekutu NATO. Turki dengan militer terbesar kedua NATO telah membuat marah sekutunya di aliansi militer Barat dengan membeli rudal darat-ke-udara Rusia dan campur tangan dalam perang di Suriah dan Libya. Hal lain yang menjadi konflik akibat kebuntuan dengan Yunani dan Siprus atas wilayah di Mediterania Timur.

Sebagai presiden, Biden telah mengadopsi nada yang lebih dingin dari pendahulunya Donald Trump terhadap Erdogan. Biden dengan cepat mengakui pembantaian orang-orang Armenia pada 1915 sebagai genosida. Pernyataan ini membuat marah Turki, terlebih lagi AS semakin meningkatkan kritik terhadap catatan hak asasi manusia Turki.

Washington telah mengeluarkan Ankara dari program jet tempur F-35. AS pun memberlakukan sanksi atas pembelian rudal permukaan-ke-udara S-400 Rusia oleh Turki.

Salah satu area menjadi harapan adalah menunjukkan peran sentral Turki di NATO dalam konflik Afghanistan. Ankara telah menawarkan untuk menjaga dan mengoperasikan bandara Kabul setelah pasukan Washington dan NATO menarik diri dalam beberapa minggu mendatang. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan Turki akan memainkan peran kunci tetapi tidak ada keputusan yang dibuat di KTT. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement