Selasa 15 Jun 2021 11:15 WIB

Perdana, Jerman Luncurkan Program Pelatihan Imam

Program pelatihan imam untuk mengurangi pengaruh asing pada Muslim Jerman.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Perdana, Jerman Luncurkan Program Pelatihan Imam. Sehitlick Mosque, salah satu masjid Turki di Berlin, Jerman.
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Perdana, Jerman Luncurkan Program Pelatihan Imam. Sehitlick Mosque, salah satu masjid Turki di Berlin, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman memulai program pelatihan imam, Senin (14/6). Program ini merupakan yang pertama diluncurkan oleh negara tersebut.

Menurut Deutsche Welle Turkish, program tersebut diadakan dalam rangka mengurangi pengaruh asing di antara sebanyak 4,7 juta penduduk Muslimnya. Pada periode pertama program sekolah Islam (Islam college) yang didukung pemerintah itu, ada pendidikan dua tahun yang diberikan kepada 20 calon imam pria dan wanita.

Baca Juga

Materi pelajaran yang diberikan mencakup penyampaian khutbah, pendidikan politik, serta layanan sosial dan spiritual bagi komunitas Muslim. Jerman sejak lama telah berupaya memutuskan hubungan kelembagaan dan keuangan antara komunitas Muslim setempat.

Pemerintah berupaya membuat Muslim Jerman mengembangkan Islam versi mereka sendiri. Jerman begitu khawatir akan pengaruh salah satu organisasi Islam terbesar di Jerman, Persatuan Islam-Turki untuk Urusan Agama (DITIB). Lembaga pemerintah Turki ini mempekerjakan lebih dari 1.000 pengurus keagamaan di Jerman di 1.000 masjid di seluruh Jerman.

Para pejabat Jerman telah menyuarakan keprihatinan tentang pengaruh yang diberikan organisasi itu pada komunitas Muslim Turki di Jerman yang berjumlah sekitar tiga juta. Mantan presiden Jerman Christian Wulff yang berada di dewan penasihat Islam College, mengatakan pelatihan tersebut merupakan langkah signifikan dalam hal mengirimkan sinyal kepada umat Islam Jerman tentang pengakuan dan kesetaraan mereka.

Dia mengaku optimistis dengan penerimaan imam didikan lokal tersebut. "Saya melihat bukan hanya generasi muda di jamaah Muslim yang menginginkan para imam dan pejabat agama di Jerman yang telah menerima pendidikan bahasa Jerman," kata Wulff, dilansir di Ahval News, Selasa (15/6).

Anggota Partai Hijau dan anggota komite penasihat Sekolah Islam tersebut Filiz Polat mengatakan program tersebut akan membimbing umat Islam. Aspek yang paling signifikan dari inisiatif tersebut, menurut Polat, adalah akan mendidik para tokoh agama yang berdiri sendiri dan bebas dari pengaruh negara lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement