Senin 14 Jun 2021 20:40 WIB

Pemkot Solo Buat Tempat Isolasi Terpisah Khusus Warga

Warga yang baru terpapar Covid-19 tanpa gejala diarahkan isolasi ke STP.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah anggota Brimob Polda Jawa Tengah dan tim K9 Polres Boyolali melakukan patroli di sekitar Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (14/6/2021). Patroli yang dilakukan di sekitar Asrama Haji Donohudan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 kontak langsung dengan orang dari luar pagar.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah anggota Brimob Polda Jawa Tengah dan tim K9 Polres Boyolali melakukan patroli di sekitar Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (14/6/2021). Patroli yang dilakukan di sekitar Asrama Haji Donohudan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi pasien orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 kontak langsung dengan orang dari luar pagar.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana membuat tempat isolasi bagi pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) khusus warga Solo di gedung Solo Techno Park (STP). Hal itu untuk mengantisipasi penularan covid-19 varian delta yang pertama terdeteksi di India.

Selama ini, warga Solo yang terpapar Covid-19 tanpa gejala menjalani isolasi secara terpusat di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Boyolali. Varian baru Covid-19 tersebut diketahui telah menginfeksi warga Kudus yang menjalani isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan.

Baca Juga

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyatakan telah memperkuat dan memperketat aktivitas masyarakat melalui Surat Edaran (SE) terbaru untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus penyebaran Covid-19. Namun, dia mengklaim penyebaran Covid-19 di Solo masih aman meski daerah lain di sekitarnya sudah ada lonjakan.

"Makanya tempat-tempat karantina dan lain-lain kita persiapkan untuk saudara-saudara kita yang dari luar kota. Khusus untuk warga Solo tenang saja, tempat karantinanya saya siapkan sendiri terpisah, di Solo Techno Park (STP). Kita siapkan lagi," terang Gibran kepada wartawan, Senin (14/6).

Menurutnya, warga Solo yang sudah menjalani isolasi terpusat di Donohudan tidak perlu dipindah ke STP, melainkan dilanjutkan sampai selesai. Sedangkan warga yang baru terpapar Covid-19 tanpa gejala diarahkan isolasi ke STP.

"Warga Solo yang di Donohudan biar diselesaikan dulu isolasinya. Tapi nanti yang baru nanti ditempatkan di lokasi terpisah. Ini lagi disiapin. Setelah SE terbit," imbuhnya.

Gibran menegaskan, pasien OTG tidak dianjurkan melakukan isolasi mandiri di rumah. Sebab, dikhawatirkan bakal menularkan kepada anggota keluarga lainnya.

"Kami sarankan untuk di tempat karantina terpusat yang sudah kami siapkan. Insya Allah sembuhnya lebih cepet. Wong di situ gratis," ungkapnya.

Gibran menyebut Pemkot bakal menyiapkan tempat karantina cadangan jika STP nantinya penuh. Salah satunya menyiapkan hotel sebagai tempat karantina. Sementara pasien dengan gejala tetap dirujuk ke rumah sakit rujukan Covid-19. Termasuk pasien dari luar kota yang dirujuk ke rumah sakit di Solo.

"Yang jelas kita siapkan juga rumah sakit lapangan (rumkitlap) kita aktifkan lagi. Kita banyak sekali cadangan. Tapi jangan smpai cadangan-cadangan itu terpakai. Ini rumkitlap kami khususkan untuk warga Solo. Itu cadangan saja ya. Semoga tidak terpakai, kan selama ini juga tidak terpakai," ujarnya.

 

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, jumlah kasus penyebaran Covid-19 per Senin (14/6) secara kumulatif mencapai 11.673 dengan kasus aktif sebanyak 508 orang. Kasus aktif tersebut rinciannya, 414 orang isolasi mandiri/terpusat dan 94 pasien menjalani perawatan. Sedangkan 10.590 orang telah dinyatakan sembuh/pulang, serta 575 orang meninggal dunia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement