Senin 14 Jun 2021 06:10 WIB

Prisma Belajar Pertanian ke Pesantren Al-Ittifaq Bandung

Pesantren Al-Ittifaq menggunakan sistem Internet of Things (IoT).

Pengurus Perhimpunan Remaja Masjid Al-Hidayah  (Prisma) Perumahan Purnawirawan Kopassus Depok berkunjung ke Pesantren Al-Ittifaq Bandung.
Foto: Dok Prisma
Pengurus Perhimpunan Remaja Masjid Al-Hidayah (Prisma) Perumahan Purnawirawan Kopassus Depok berkunjung ke Pesantren Al-Ittifaq Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pengurus Perhimpunan Remaja Masjid Al-Hidayah  (Prisma) Perumahan Purnawirawan  Kopassus, Sukatani, Tapos Depok berkunjung ke Pesantren Al- Ittifaq di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (12/6). Kegiatan ini dalam rangka pembelajaran agribisnis yang diselenggarakan di pesantren tersebut.

Kegiatan di mulai pukul 11.00 WIB dengan sambutan oleh Kepala Koperasi Agribisnis Pesantren Al-Ittifaq,  Ustadz Anwar Mustiawan. "Ada 127 item sayuran dan buah-buahan di Pesanren Al-Ittifaq, dan beberapa di antaranya impor benih dari Belanda dan Jepang,” kata Ustadz Anwar seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan, salah satu keunggulan agribisnis di Pesantren Al-Ittifaq ini adalah menggunakan teknologi yang tidak kalah canggih dengan petani-petani di negara maju.  Salah satunya menggunakan sistem Internet of Things atau sering disebut IoT.

IoT adalah sebuah gagasan di mana objek tertentu mempunyai kemampuan untuk dapat berkomunikasi satu dengan yang lain sebagai bagian dari satu kesatuan sistem terpadu menggunakan jaringan internet sebagai penghubung tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer.

"Kedatangan ke sini ingin menimba ilmu, yang bisa di kembangkan di Masjid Al-Hidayah, dan juga masyarakat sekitar," ujar  Ja'far selaku perwakilan dari Pengurus  DKM Al-Hidayah yang ikut serta mendampingi kegiatan tersebut.

Selepas Dzuhur, Prisma di ajak berkeliling mengitari tempat bercocok tanam manual, hidroponik, kombinasi di antara keduanya dan Greenhouse atau Glasshouse, teknologi tempat bercocok tanam yang terdiri dari structural design, atap dan penutup, dan environment control terus dikembangkan sebagai tumpuan pertanian modern.

"Ada 49 pesantren di seluruh Indonesia yang berkerja sama dengan Pesantren Al-Ittifaq dalam pengembangan green house dan sistem IoT.  Selanjutnya ada kurang lebih  98 kelompok petani yang turut tergabung," ujar Selfie Fauzia selaku pemandu Prisma dalam berkeliling Pesantren Al-Ittifaq.

photo
Usaha pertanian yang diterapkan Pesantren Al-Ittifaq Bandung menerapkan teknologi canggih, antara lain IoT. (Foto: Dok Prisma)

Pesantren Al-Ittifaq juga sudah berkerja sama dengan Bank Indonesia, kementerian pertanian, dan kementrian perindustrian. “Bukan hanya sayuran dan buah-buahan saja yang dikelola di pesantren, ada pula pengelolaan biji kopi menjadi kopi serbuk,” tuturnya.

“Pada kegiatan tersebut semua peserta diharuskan mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan,”  ujar H Yussyahrizal dari DKM Al-Hidayah  yang juga  ikut  mendampingi Pisma.

Pada kesempatan tersebut Ketua Prisma Alvinsyah Ginartra menyampaikan pula bahwa kegiatan ini diharapkan mampu mendorong anggota Prisma untuk kreatif dan mau untuk menggali potensi dirinya. 

Sementara pada kesempatan terpisah Ketua DKM Al-Hidayah  H  Trihadi Deritanto, menambahkan pula bahwa Pengurus Masjid Al-Hidayah terus berupaya agar para remaja untuk mau berkiprah dalam berbagai kegiatan di masjid. “Salah satunya adalah memanfaatkan lahan yang tersedia baik di masjid maupun pekarangan rumah agar bernilai ekonomis,” ujar Trihadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement