Ahad 13 Jun 2021 23:50 WIB

Sosok KH Nawawi Abdul Djalil di Mata Keluarga Ponpes Sidogiri Pasuruan

Sosok KH Nawawi Abdul Djalil di Mata Keluarga Ponpes Sidogiri Pasuruan.

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri, Pasuruan KH Nawawi Abdul Djalil tutup usia, sekitar pukul 16.40 WIB, Minggu (13/6/2021) di RSUD Bangil karena sakit asam lambung dan tifus.

"Informasi wafatnya KH Nawawi Abd Djalil itu benar," ujar putra almarhum KH Nawawi, KH Cholil Nawawi.

Salah satu keluarga Ponpes Sidogiri, Anwar Sadad menyebut bahwa jenazah KH Nawawi rencananya akan dimakamkan di Kompleks Ponpes Sidogiri.

"Saya belum tahu jam berapa pemakamannya. Rencananya dimakamkan di Pondok Pesantren Sidogiri," ungkap Sadad kepada jatimnow.com.

"Kepergian beliau adalah kehilangan besar, bukan hanya umat Islam di Jawa Timur, tapi juga tanah air," tambahnya.

Menurut Sadad, ketokohan KH Nawawi melampaui keberadaannya sebagai pengasuh ponpes. Apalagi KH Nawawi merupaka Mustasyar atau Penasihat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Baca juga:  Pengasuh Ponpes Sidogiri Pasuruan KH Nawawi Abdul Djalil Tutup Usia

"Beliau tokoh yang dapat diterima berbagai golongan. Hal itu dapat ditunjukkan dengan beragamnya tokoh yang sowan ke ndalem beliau di Pondok Pesantren Sidogiri," ungkapnya.

Sadad menambahkan, seringkali KH Nawawi bergurai dengan para tamu, mengapa tokoh-tokoh nasional mendatanginya. Padahal dirinya merasa hanyalah seorang kiai pesantren yang jauh dari kota.

"Tokoh yang sowan kepada beliau bukan hanya tokoh agama, tapi juga tokoh politik dan pemerintahan. Itukah kelebihan beliau. Selalu menutupi ketokohannya. Meskipun santrinya tersebar di tanah air," tambah Plt Ketua Partai Gerindra Jatim tersebut.

Tak hanya itu, menurut Sadad, KH Nawawi adalah kiai besar yang selalu merasa kecil.

"Pernyataan itu saya dapatkan dari salah satu sepupu beliau, Mas Nawawy Sa'doellah," ujar Wakil Ketua DPRD Jatim itu.

Selian itu, lanjut Sadad, KH Nawawi merupakan sosok kiai yang cinta ilmu. Dia selalu memotivasi para santri untuk mengajar, pada saat mereka sudah kembali ke rumahnya.

"Mengajar santri aktivitas keseharian beliau. Dalam beberapa kali kesempatan sowan kepada beliau, saya sering mendapatkan wejangan dan amalan. Seringkali pula mendapatkan kisah-kisah tentang kiai dan para wali yang sarat hikmah. Seingat saya beliau paling sering bercerita tentang pamanda beliau, KH Cholil Nawawie," papar Sadad.

Masih kata Sadad, KH Nawawi lahir dan dibesarkan di Ponpes Sidogiri. Dia merupakan putra dari KH Abd Djalil bin Fadhil yang syahid pada saat Agresi Militer Belanda pertama Tahun 1947.

"Ibu beliau Nyai Hanifah, putri dari KH Nawawie bin Nurhasan. KH Nawawie dikenal sebagai kiai yang sezaman dengan Hadrotussyaikh KH Hasyim Asy'ari. Keduanya, dalam beberapa catatan, intensif berembuk tentang pendirian organisasi Nahdlatul Ulama (NU)," ungkapnya.

Dan menurut beberapa sumber, lambang di logo NU yang dibuat longgar itu ide KH Nawawie, menandakan fleksibilitas. Dalam buku-buku sejarah NU, nama KH Nawawie biasanya tertulis KH Mas Nawawie Pasuruan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement