Senin 14 Jun 2021 06:06 WIB

BRI Targetkan Penyaluran Kredit UMKM 85 persen

Fokus BRI akan mengarah ke 18 juta pelaku UMKM yang belum terlayani

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Budi Raharjo
Gedung Bank BRI ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Gedung Bank BRI ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRI (persero) Tbk menargetkan untuk menyalurkan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga 85 persen di akhir tahun ini. Hingga akhir kuartal I 2021 BRI berhasil menyalurkan kredit dengan nilai mencapai Rp 914,19 triliun.

Porfotolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60 persen dari seluruh penyaluran kredit BRI. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu dimana komposisi kredit UMKM BRI tercatat 78,31 persen. 

"Porsi kredit UMKM BRI tersebut akan terus merangkak naik dan perseroan menargetkan angka ini akan mencapai 85 persen," ujar Corporate Secretary Bank BRI Aestika Oryza Gunarto dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit UMKM perbankan nasional per Februari 2021 mencapai Rp 1.010,3 triliun atau 18,6 persen terhadap total kredit sebesar Rp 5.417,3 triliun. Dari jumlah Rp 1.010,3 triliun, porsi kredit UMKM Bank BRI mencapai sekitar Rp 736 triliun.

Menurut Aestika, sebagai bank UMKM terbesar di Indonesia, BRI melihat bahwa potensi pengembangan UMKM di Indonesia masih sangat besar. Saat ini terdapat 57 juta pelaku UMKM di Indonesia, dan 18 juta diantaranya belum terlayani sama sekali oleh perbankan. 

Fokus BRI akan mengarah ke 18 juta pelaku UMKM yang belum terlayani tersebut. Secara umum BRI menargetkan pertumbuhan kredit untuk tahun ini berada di kisaran 6-7 persen yoy.

photo
Perajin menata gerabah di Pasar 17 Agustus, Pamekasan, Jawa Timur, Ahad (13/6). Sejak sepekan lalu penjualan UMKM kerajinan tanah liat di daerah itu terkendala pengiriman, karena ketatnya penyekatan akses keluar Madura menyusul terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan. - (ANTARA/Saiful Bahri)

Dua strategi utama BRI dalam pemberdayaan UMKM di Indonesia yakni pertama menaikkan kelas pelaku UMKM di Indonesia, dari mikro menjadi kecil dan kecil menjadi menengah. 

Strategi kedua yakni BRI terus mencari sumber pertumbuhan baru sehingga BRI akan menyalurkan pinjaman ke segmen yang lebih kecil lagi (ultra mikro). Maka saat ini BRI menyiapkan strategi go smaller (pinjaman lebih kecil), go shorter (dengan tenor yang pendek-pendek), dan go faster (melalui proses digitalisasi maka proses kredit menjadi lebih cepat). 

"Dan tentunya pada akhirnya BRI ingin melayani masyarakat sebanyak mungkin, dengan biaya semurah mungkin," kata Aestika.

Menurut hasil riset yang dilakukan BRI, faktor utama pendorong pertumbuhan kredit yakni konsumsi dan daya beli masyarakat. Oleh karenanya, untuk memacu pertumbuhan kredit terhadap UMKM, kata dia, BRI terus berkomitmen menjadi partner strategis pemerintah dalam menyalurkan berbagai bantuan stimulus.

Harapannya, dengan berbagai stimulus tersebut dapat meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat sehingga mampu meningkatkan permintaan kredit nasional. "Strategi 'Business Follow the Stimulus' tersebut akan kami fokuskan kepada UMKM melalui kredit yang dijamin (KUR). Di tengah kondisi yang menantang, BRI berkomitmen menjaga pertumbuhan kredit tetap harus berkualitas," ujarnya. 

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta porsi kredit untuk UMKM naik, mencapai lebih dari 30 persen dari total kredit pada 2024. Saat ini, porsi kredit perbankan untuk UMKM baru 18-20 persen.

Menteri BUMN Erick Thohir mematok target kredit UMKM BRI mencapai 80 persen dari total kredit yang disalurkan. BRI, kata Erick, harus menjadi bank yang fokus melayani kalangan UMKM di Tanah Air sebagai penggerak ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement