Ahad 13 Jun 2021 16:33 WIB

Epidemiolog: Tunggu Uji Klinis Sebelum Vaksinasi Anak

Jangan sampai vaksinasi Covid-19 pada anak dan remaja justru mendatangkan masalah

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Gita Amanda
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah berpatokan dengan hasil uji klinis sebelum memutuskan program vaksinasi Covid-19 terhadap anak dan remaja.
Foto: Prayogi/Republika.
Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah berpatokan dengan hasil uji klinis sebelum memutuskan program vaksinasi Covid-19 terhadap anak dan remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, meminta pemerintah berpatokan dengan hasil uji klinis sebelum memutuskan program vaksinasi Covid-19 terhadap anak dan remaja. Ia mengimbau wacana vaksinasi anak dan remaja tak perlu buru-buru direalisasikan.

Dicky mendapati riset soal vaksinasi terhadap remaja masih terus dilakukan di dunia, termasuk di Indonesia. Ia menyebut baru vaksin jenis Pfizer saja yang punya data memadai guna disuntikan kepada remaja.

"Sejauh ini yang memadai datanya baru Pfizer untuk anak 12-18. Karena bicara vaksin pada anak cara dan dosisnya belum tahu apakah sama atau tidak. Kemudian intervalnya bagaimana," kata Dicky kepada Republika, Ahad (13/6).

Berdasarkan hasil uji klinis sementara vaksin terhadap anak dan remaja, Dicky menggolongkannya cukup meyakinkan. Hanya saja, menurutnya pemerintah tak perlu buru-buru menyiapkan skema vaksinasi.

"Kita harus tunggu kepastian walaupun prelimenarynya (hasil awal) sudah bagus dan meyakinkan, tapi kita tetap harus tuntaskan datanya," ujar Dicky.

Dicky mewanti-wanti supaya pemerintah mendapat hasil uji klinis secara lengkap guna memperoleh kepastian data. Ia tak ingin suntikan vaksin Covid-19 pada anak dan remaja justru mendatangkan masalah kesehatan.

"Ini program yang bisa saja dilakukan tapi harus berangkat dari data," imbau Dicky.

Sebelumnya, Pemerintah China telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 dari Sinovac untuk kelompok orang berusia tiga hingga 17 tahun. Hasil awal uji klinik tahap I dan II menunjukkan vaksin tersebut dapat memicu respons imun pada orang-orang dalam rentang usia itu.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat pun telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer pada anak usia 12 sampai 15 tahun pada Mei 2021. Sementara itu, negara-negara di Eropa dilaporkan sedang membahas kemungkinan menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer pada anak usia 12 sampai 15 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement