Ahad 13 Jun 2021 12:16 WIB

29 Ribu Orang Tolak Film Penyerangan Masjid Christchurch

Film semacam itu tidak mewakili pengalaman hidup komunitas Muslim Christchurch.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
29 Ribu Orang Tolak Film Penyerangan Masjid Christchurch. Warga meletakkan bunga di dinding di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin, (18/3/2019).
Foto: AP/Vincent Thian
29 Ribu Orang Tolak Film Penyerangan Masjid Christchurch. Warga meletakkan bunga di dinding di luar Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, Senin, (18/3/2019).

IHRAM.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Sebuah film tentang serangan masjid di Christchurch 2019 akan dibuat. Dengan judul tentatif They are Us, film ini berfokus pada tanggapan Perdana Menteri Selandia Baru terhadap serangan yang menewaskan 51 orang.

Meski baru diumumkan rencana pembuatannya, sebuah petisi telah muncul dan menuntut pembuatan film tersebut dihentikan, Jumat (11/6). Petisi ini berhasil mengumpulkan lebih dari 29 ribu tanda tangan, pada Sabtu (12/6) sore.

Baca Juga

Dalam sebuah pernyataan Perdana Menteri Ardern mengatakan pembuat film tidak melakukan konsultasi dalam bentuk apa pun tentang rencana mereka. Dia tidak mengutuk keberadaan film ini, meskipun petisi publik memintanya untuk melakukannya.

Dilansir di Radio New Zealand, Ahad (13/6), dia mengatakan banyak kisah dari kejadian 15 Maret lalu yang bisa diceritakan. Dia tidak menganggap tindakannnya saat itu sebagai salah satunya. Ardern menambahkan serangan terhadap dua masjid tetap menjadi hal yang sangat sensitif untuk Selandia Baru.

Petisi penolakan film ini diluncurkan oleh Asosiasi Pemuda Islam Nasional (NIYA). Mereka mengatakan film itu mengesampingkan para korban dan penyintas, serta hanya berpusat pada tanggapan seorang wanita kulit putih.

"NIYA berpendapat pengembangan film semacam itu tidak mewakili pengalaman hidup komunitas Muslim Christchurch, juga komunitas Muslim Selandia Baru yang lebih luas yang telah menghadapi kengerian dan teror yang menjadi sasaran serangan 15 Maret," tulis pernyataan petisi tersebut.

Ia menyerukan para penyandang dana, produser dan industri film Selandia Baru untuk memboikot film tersebut dan mendesak Ardern secara terbuka mencelanya. NIYA menuduh film itu "tokenistik" dan menyatakan penulis skenario dan produser Selandia Baru Andrew Niccol seharusnya tidak membuatnya.

"Tidak pantas bagi Niccol, seseorang yang tidak mengalami rasialisme atau islamafobia memimpin dan mengambil keuntungan dari sebuah cerita yang bukan miliknya untuk diceritakan," kata petisi tersebut

Mereka mengklaim komunitas Muslim belum menerima konsultasi terkait pembuatan film ini dengan benar. Banyak pihak yang tidak tahu apa-apa tentang hal itu sampai beritanya diumumkan.

Juru bicara Dewan Wanita Islam Anjum Rahman mengatakan Ardern harus mengambil sikap lebih jauh dari sekadar mengatakan 'cerita orang lain yang seharusnya digambarkan'. "Katakan film itu harus berpusat di sekitar demonisasi komunitas Muslim, supremasi kulit putih dan hal-hal yang menyebabkan serangan itu, berpusat di sekitar para korban, dan kemudian kisah setelahnya yang merupakan kisah Selandia Baru," kata dia.

Rahman menilai ada nilai cerita yang harus diceritakan, tetapi perlu fokus pada hal yang benar. Ia juga menyebut Niccol perlu memikirkan kembali proyek tersebut karena ia percaya ada banyak orang di Christchurch yang bisa menulis cerita dengan lebih tepat. 

https://www.rnz.co.nz/news/national/444568/thousands-sign-petition-denouncing-mosque-attacks-film

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement