Ahad 13 Jun 2021 05:22 WIB

Kementerian ESDM Susun Roadmap Pencahayaan Lampu LED

Penggunaan LED dapat mengurangi emisi di sektor ketenagalistrikan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Lampu light emiting diode (LED).
Foto: Republika/Darmawan
Lampu light emiting diode (LED).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua unit Kementerian ESDM, yakni Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) dan Direktorat Konservasi Energi, tengah melaksanakan kegiatan Advancing Indonesia's Lighting Market to High Efficient Technologies (ADLIGHT) terkait penyusunan Roadmap Pengembangan Pencahayaan LED (Light Emitting Diode). Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dan United Nations Environment Programme (UNEP).

Penyusunan roadmap ini akan dilaksanakan selama tujuh bulan hingga November 2021. Rangkaian kegiatan di antaranya survei ke industri LED dalam negeri, focus group discussions dengan industri, kementerian, dan lembaga pembuat kebijakan, pembuatan model sistem dinamik, penyusunan konsep roadmap dan diakhiri dengan workshop dan diseminasi.

Survei dilakukan selama satu bulan hingga awal Juli 2021 melalui kuesioner online, wawancara dan kunjngan ke pabrik. Lokasi 41 industri yang disurvei tersebar di tujuh provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Batam.

Saat melepas tim melakukan survei perdana ke pabrik LED di Tangerang, Rabu (8/6), Kepala P3TKEBTKE, Haryanto menyampaikan bahwa roadmap akan memotret kondisi industri lampu LED dalam negeri. Roadmap tersebut diharapkan menjadi acuan dalam pengembangan lampu LED dan mendorong peningkatan efisiensi energi di pencahayaan.

"Tim pelaksana P3TKEBTKE akan mengamati dari sisi produksi teknologi, jumlah dan tipe LED yang ada di pasaran, kondisi pasar, tantangan yang dihadapi dengan target akhir berupa rekomendasi intervensi kebijakan," sambung Haryanto.

Proyek ADLIGHT dirancang untuk mendorong peningkatan penerapan teknologi lampu efisiensi tinggi melalui transformasi pasar nasional, sehingga dapat mengurangi konsumsi listrik dan emisi gas rumah kaca (GRK). Tujuan tersebut dapat dicapai melalui penguatan industri lampu dalam negeri agar mampu memproduksi lampu hemat energi berkualitas tinggi dan mendorong pertumbuhan industri EEL (Energy Efficient Lighting) dalam negeri. Pada tahun 2019, pasar lampu LED berkembang pesat dengan penjualan lebih dari 343 juta unit dan diprediksi akan terus meningkat menjadi satu miliar unit di 2030. Sayangnya, lebih dari 110 juta unit penjualan atau sekitar 30 persen masih berasal dari impor.

Bila dibandingkan compacted fluorescent lamp (CFL) atau lampu swa-balast, lampu LED mempunyai beberapa kelebihan yaitu efisiensi, usia, color rendering yang lebih baik, serta tidak mengandung zat merkuri yang berbahaya. Efisiensi lampu LED juga lebih tinggi 25 persen hingga 75 persen dan ketahanan pencahayaan lebih baik, walau telah digunakan 4.000 jam. Oleh karena itu, penggunaan LED akan meningkatkan efisiensi energi, menghemat tagihan listrik, dan mengurangi emisi di sektor ketenagalistrikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement