Sabtu 12 Jun 2021 12:03 WIB

Sila Pertama Pancasila: Perspektif Islam Aswaja

Sila Pertama Pancasila merupakan pengejewantahan sifat Esa Allah SWT

Sila Pertama Pancasila merupakan pengejewantahan sifat Esa Allah SWT. Ilustrasi Pancasila dan Agama
Foto: Republika/Thoudy Badai
Sila Pertama Pancasila merupakan pengejewantahan sifat Esa Allah SWT. Ilustrasi Pancasila dan Agama

Oleh : KH Abdul Muiz Ali, Duta Pancasila BPIP RI Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat dan Pengurus Lembaga Dakwah PBNU.

REPUBLIKA.CO.ID, Kata esa adalah bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Sansekerta. Menurut Johannes Gijsbertus (JG) de Casparis, seorang filolog dari Belanda, dalam bukunya Sanskrit Loan Words in Indonesian (1997), kata esa bermakna satu.  

Dalam konsep teologi Islam, Allah itu Esa, tidak berbilang, tidak ada yang menyerupai-Nya dan tidak pula ada yang menyamai-Nya. Sila pertama dalam Pancasila yang berbunyi, "Ketuhanan Yang Maha- Esa", bagi keyakinan umat Islam: Allah (Tuhan) adalah Esa/Satu.   Keesaan Allah itu meliputi tiga hal yaitu 1) Dia Maha-Esa pada Dzat-Nya, 2) Dia Maha-Esa pada sifat-Nya, dan 3) Dia Maha-Esa pada perbuatan-Nya. 

Baca Juga

Alquran menyebut secara jelas tentang Keesaan Allah dengan menggunakan kata ahad dan wâhid. Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa kata ahad artinya Wâhid (Maha-Esa) yang bermakna, tidak ada yang dapat menyerupai Allah, tidak ada yang dapat menyepadani dan menyetarai Allah, dan Allah tidak melahirkan (ataupun dilahirkan). 

Kata ahad dan Wâhid, keduanya merupakan nama-nama Allah yang sama-sama menunjukkan tentang keesaan-Nya. Menyebut keesaan Allah menggunakan redaksi Ahad terdapat dalam Alquran surat Al Ikhlas ayat 1:  قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ “Dan Katakanlah (wahai Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha-Esa."  

Sedangkan penggunaan kata Wâhid, terdapat dalam beberapa surat Alquran, antara lain

 اِنَّ اِلٰهَكُمْ لَوَاحِدٌ “Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa (QS As Shaffat 4)

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ  “Dan Tuhanmu adalah Allah Yang Maha Esa; tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Mahapemurah dan Mahapenyayang.” (QS Al Baqarah 163)

Mengenai Keesaan Allah SWT juga terdapat dalam hadits, antara lain:

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن لله تسعا وتسعين اسما، مائة إلا واحدا، إنه وتر يحب الوتر، من حفظها دخل الجنة، وهي: الله الواحد الاحد 

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang dapat menghafalnya, ia masuk surga. Dia Yang Mahaganjil mencintai yang ganjil. Sembilan sembilan nama Allah itu, yaitu Allah Yang Wâhid dan Ahad (Maha-Esa)...” (HR  Ibnu Majah)

Bagi umat Islam penganut Ahlussunah Waljamaah...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement