Sabtu 12 Jun 2021 07:57 WIB

Putri Tanjung Sukses Ciptakan Peluang tanpa Modal dari Bapak

Putri Chairul Tanjung, Putri Indah Sari Tanjung, dikenal sebagai pengusaha muda

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Dari Dendam Banyak Tekanan, Putri Tanjung Sukses Ciptakan Peluang Tanpa Modal dari Bapak (Foto: Instagram/putri_tanjung)
Dari Dendam Banyak Tekanan, Putri Tanjung Sukses Ciptakan Peluang Tanpa Modal dari Bapak (Foto: Instagram/putri_tanjung)

Putri dari konglomerat Chairul Tanjung, Putri Indah Sari Tanjung telah lama dikenal sebagai pengusaha muda. Ia adalah CEO dan Founder dari Creativepreneur Event Creator, CBO of KREAVI dan CXO dari CT COrp.

Saat ini, Putri juga menjadi Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo. Dalam video YouTube CGV yang bertajuk "Putri Indah Tanjung Bongkar Cerita Masa Kecil Hingga Menuju Sukses (Staf Khusus Milenial Jokowi)", Putri mengaku perjalanan hidupnya tidak se-indah nama dan pengelihatan orang lain kepadanya.

Baca Juga: Chairul Tanjung Yakin Masa Depan Indonesia Cerah, 2030 Jadi Negara Maju!

Putri juga bercerita bahwa ia pernah dibully semasa sekolah karena ia anak pengusaha. Selain dibully, banyak orang yang juga berekspektasi tinggi kepada Putri karena ia anak dari seorang Chairul Tanjung.

Saat itu, Putri mengaku tertekan. Ia bahkan merenung apa yang ia bisa. Putri mengaku ia tidak bisa bernyanyi, tidak bisa menggambar, bahkan nilai matematikanya juga tidak bagus.

Sampai di suatu titik, Putri pun minder dan enggan masuk sekolah. Ia bahkan meminta pindah sekolah tetapi ayahnya tidak mengizinkan. Ayahnya berkata bahwa ia harus menjalani proses ini.

Akhirnya, Putri pun memutuskan untuk berkembang yang ia sebut sebagai "Growth Mindset". Saat itu, Putri hanya ingin melakukan apapun asalkan bisa membuat dirinya sendiri bangga.

Ia tidak ingin menangis setiap pulang sekolah, ia justru ingin mencoba sesuatu yang mungkin saja akan ia sukai. Lalu, Putri pun mengikuti organisasi di sekolah hingga diminta Kepala Sekolah untuk membuat event di sekolah. Baik dari event Idul Fitri, Natal dan lain-lain.

Dari sanalah Putri mengenal dunia event, membuat script dan rundown hingga akhirnya ia jatuh cinta dengan dunia event. Saat Putri berusia 15 tahun, ia pun akhirnya berpikir, "Masa gue bikin event kalau disuruh Kepala Sekolah aja,"

Karena itu, Putri memikirkan untuk membuat bisnis Event Organizer. Peluang pertama yang Putri lihat adalah saat temannya, Jasmine akan ulang tahun. Putri pun memberanikan diri untuk mengajukan idenya kepada orang tua Jasmine.

Saat itu ulang tahun Jasmine bulan Desember, dan Putri mengambil ide Garden Party. Di langkah pertamanya, Putri tidak sempurna. Ia melakukan banyak kesalahan dan tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari orang tua Jasmine.

Hingga tiba H-1 ulang tahun Jasmine, saat tengah malam Putri masih ngeprint tiket parkir. Ayahnya pun menelepon.

"Siapa yang menyuruh kamu kerja? Pulang sekarang," perintah ayahnya.

"Tapi ayah mengajarkan Uti (Putri) untuk komitmen sampai selesai apa yang udah dimulai," dari situlah ayahnya menurut dan membiarkan Putri mengelola bisnisnya.

Saat hari H, meski sudah pakai pawai hujan, pesta ulang tahun temannya berantakan karena hujan. Putri harus memasukan sound system ke dalam, dan lain sebagainya.

Begitu acara selesai, Putri pun hanya mendapat profit Rp15 ribu. Tetapi bagi Putri, Rp15 ribu itu adalah uang yang sangat berharga untuknya sampai ingin ia pajang karena itu hasil kerja kerasnya sendiri.

Setelah acara itu, Putri pun ingin naik kelas. Ia ingin mendalami bisnisnya sebagai pengusaha di bidang kreatif.

Saat mencari workshop dan seminar seputar pengusaha, Putri tidak menemukan seminar yang berisikan Creative Entrepreneur. Karena itulah, ia mencetuskan ide untuk membuat acara sendiri.

Setelah itu, Putri berpikir, "Modalnya dari mana?"

Ia pun mencoba meminta kepada ayahnya. Tetapi ditolak.

"Bapak memperbolehkan aku berbisnis, asalkan dua (syaratnya). Yang pertama, jangan minta modal sama bapak, dan jangan ajuin proposal ke semua perusahaan bapak," ujar Putri.

Putri pun bertanya, "Memang kenapa?"

"Karena kalau kamu rugi, bapak gak mau rugi, kamu harus rugi sendiri," kenang Putri.

Bagi Putri, jawaban ayahnya sangat mencerminkan jiwa pengusaha.

"Itu pengusaha yang sesungguhnya tuh," tandas Putri.

Dari situlah semua proses bisnis Event Organizer-nya dimulai. Mulai dari ditolak sponsor, saat presentasi diusir, diremehkan karena baru berusia 17 tahun, karena perempuan, karena ayahnya pengusaha dan disuruh menikmati saja, dan lain sebagainya.

"Proses rugi, proses gagal, itu masih dialami sampai 5 tahun dari sejak berdiri," ujar Putri.

Namun akhirnya, Putri mengingat bahwa sejak awal ia ingin mendirikan perusahaan ini, semua hanya tentang dirinya. Putri pun mengatakan bahwa untuk menjadi pengusaha, pasti banyak gagal, banyak rugi dan banyak pengorbanannya.

"Pengorbanannya apa aja sih? Satu, masa mudanya hilang, gak punya banyak teman, karena pekerjaannya Senin-Sabtu penginnya kerja terus," ujar Putri.

"Kuliahnya juga nilainya gak bagus-bagus banget," tambah Putri.

Terakhir, selain itu semua adalah kesehatan. Putri mengaku dari banyaknya tekanan yang ia dapatkan, ia jadi dendam. Dan itu tidak baik karena justru jadi melupakan tujuan yang besar.

Oleh sebab itu, kini Putri justru semakin terjun ke dalam bisnis kreatif. Menjadi CBO di Kreavi, komunitas pekerja kreatif Indonesia dan Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi.

Putri juga secara konsisten membuat Creativepreneur Corner sejak 2017. Saat event itu pertama kali dibuat, yang membeli tiketnya hanya 250 orang dari 1.500 kapasitas. Sisanya pun bahkan harus dibagi-bagi.

Tetapi kini, acara Creativepreneur Corner sudah semakin populer dan mendatangi 10-15 kota, serta dihadiri lebihd ari 70 ribu anak muda.

"Dan senangnya, 30% dari anak muda yang mengikuti Creativepreneur benar-benar menjadi pengusaha," ujar Putri bangga. "Dan itu rasanya sangat luar biasa."

Akhirnya, bisnis EO Putri pun bertransformasi menjadi agensi yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan hebat untuk membuat kampanye, konten, dan lain sebagainya. Bahkan, perusahaan yang dahulu pernah mengusir Putri saat presentasi, kini menjadi klien tetap yang setia. Hingga suatu hari, Putri menemukan namanya di artikel Thailand yang sama sekali tidak menyebutkan nama ayahnya.

Dari panjangnya proses yang dijalani Putri, Putri pun belajar untuk berdamai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu. Yang tadinya hanya ingin membanggan diri sendiri, Putri kini ingin memberikan dampak untuk banyak orang dan tentunya memiliki bisnis yang menguntungkan.

"Usia itu bukan halanga, tapi peluang. Sekarang, peluang itu lagi banyak-banyaknya untuk anak muda," terang Putri.

Putri juga mengingatkan bahwa menurut World Economic Forum, 75 juta pekerjaan akan hilang di tahun 2022. Jadi, yang harus dilakukan untuk menambahkan nilai ke dalam diri sendiri adalah dengan memiliki Enrepreneurship Mindset. Lalu, harus berinovasi, memiliki kreativitas, dan yang paling penting adalah kolaborasi untuk membuat dampak yang lebih besar.

"Setiap orang punya racikan suksesnya masing-masing," terang Putri.

Ini karena sejak kecil, Putri ingin mencoba racikan sukses ayahnya tetapi tidak bisa. Akhirnya Putri pun memutuskan untuk mengambil banyak pengalaman untuk bisa meracik racikannya sendiri.

"Sampai sekarang gue masih mengumpulkan racian sukses gue sendiri," tutup Putri.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement