Jumat 11 Jun 2021 22:06 WIB

Kontroversi Alfamart di Sumbar, Pengamat: Harus Ada Regulasi

Pemda didorong membuat regulasi yang jelas, tegas, dan terbuka.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Fuji Pratiwi
Bisnis Ritel (ilustrasi). Kabar masuknya jaringan ritel Alfamart ke Sumatra Barat dinilai perlu ditangani melalui regulasi.
Foto: Antara
Bisnis Ritel (ilustrasi). Kabar masuknya jaringan ritel Alfamart ke Sumatra Barat dinilai perlu ditangani melalui regulasi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kabar masuknya jaringan ritel Alfamart ke Sumatra Barat dinilai perlu ditangani melalui regulasi. Hal itu guna melindungi ritel lokal.

Pengamat Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, mengatakan harus ada regulasi yang tegas, jelas dan terbuka dari pemerintah daerah baik itu dari gubernur, bupati, atau Wali Kota untuk melindungi ritel lokal. Syafruddin mengatakan, hal tersebut menanggapi pro dan kontra masuknya raksasa ritel nasional seperti Alfamart dan Indomaret ke Sumbar.

Baca Juga

Sebelumnya, awal pekan ini terjadi aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Sumbar dari Aliansi Pedagang Sumbar. Mereka menolak kehadiran Alfamart yang menurut mereka masuk dengan nama Nagari Mart.

"Saya menganjurkan kepada pemda supaya memberikan perlindungan ritel lokal. Yakni dengan regulasi yang jelas, tegas, dan terbuka," kata Syafruddin kepada Republika, Jumat (11/6).

Syafruddin menyebut Alfamart dan Indomaret merupakan ritel dengan kekuatan nasional yang sudah punya sistem yang rapi. Selain itu, ritel raksasa ini langsung menghubungkan antara produsen dan konsumen yang membuat rantai distribusi sangat pendek. Sementara ritel lokal yang ada di Sumbar saat ini, punya rantai distribusi yang cukup panjang.

Menurut Syafruddin, bila pemda memberikan izin kepada ritel raksasa nasional masuk ke Sumbar, akan berdampak negatif kepada pengusaha ritel lokal. Karena perusahaan ritel lokal belum punya sistem secanggih Alfamart dan Indomaret.

"Sama saja dengan mengadu tinju Mike Tyson dengan petinju amatir. Begitu perumpamaannya kalau membiarkan ritel nasional bertarung dengan ritel lokal," ujar Syafruddin.

Seandainya Pemda mengizinkan ritel nasional seperti Alfamart dan Indomaret masuk ke Sumbar, lanjut Syafrufddin, harus ada aturan yang menata supaya persaingan tetap sehat. Karena bila tidak ada aturan, persaingan yang terjadi tidak akan seimbang dan lambat laun akan membunuh pengusaha lokal.

"Kecuali Pemda mau mengusahakan agar ritel lokal ini langsung terhubung dengan produsen secara langsung," kata Syafruddin menambahkan.

Aliansi Pedagang Sumatra Barat hari ini, Senin (7/6) melakukan aksi demonstrasi menolak masuknya toko swalayan berjaringan Alfamart ke Sumbar. Aksi demonstrasi ini menyuarakan supaya Pemprov Sumbar tidak mengizinkan Alfamart yang menurut mereka kini masuk dengan nama Nagari Mart.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement