Sabtu 12 Jun 2021 03:41 WIB

Pfizer Pasok 500 Juta Dosis Vaksin Bagi Negara Miskin

Pfizer menyediakan 500 juta dosis vaksin kepada Amerika dengan harga nirlaba.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer untuk penyakit coronavirus (COVID-19) di pusat vaksinasi di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 31 Mei 2021
Foto: AP/Vincent Thian
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin COVID-19 Pfizer untuk penyakit coronavirus (COVID-19) di pusat vaksinasi di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 31 Mei 2021

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Perusahaan raksasa farmasi Pfizer dan BioNTech menyediakan 500 juta dosis vaksin COVID-19 kepada pemerintah Amerika Serikat (AS) dengan harga nirlaba untuk membantu mengakhiri pandemi. Pemerintah AS akan menyumbangkan dosis vaksin ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah dan organisasi yang mendukung mereka. 

AS membeli dosis vaksin untuk dialokasikan ke 92 negara dan ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah dan 55 negara anggota Uni Afrika. Dosis ini adalah bagian dari janji Pfizer dan BioNTech yang diumumkan sebelumnya untuk menyediakan dua miliar dosis vaksin COVID-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah selama 18 bulan ke depan. 

Baca Juga

"Kemitraan kami dengan pemerintah AS akan membantu membawa ratusan juta dosis vaksin kami ke negara-negara termiskin di seluruh dunia secepat mungkin," kata ketua dan kepala eksekutif Pfizer, Albert Bourla, dilansir dari dailybusinessgroup pada Jumat (11/7).

Bourla menyampaikan COVID-19 telah berdampak pada semua orang, dimana saja. Sehingga untuk memenangkan pertempuran melawan pandemi ini,  harus dipastikan semua orang mendapat akses cepat ke vaksin.

"Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Biden atas kepemimpinannya dalam melindungi tetangga global kita yang paling tidak beruntung," ujar Bourla.

Bourla mengklaim fokus perusahaannya selama pandemi ialah distribusi yang adil dan merata. Ia menyatakan perusahaannya sudah mengambil bagian untuk membantu memvaksinasi dunia.

"Sebagai pengembang vaksin, kami merasa berkewajiban untuk mengembangkan vaksin yang dapat ditoleransi dengan baik dan sangat efektif dan membuatnya tersedia untuk sebanyak mungkin orang di seluruh dunia," ucap Bourla.

Sementara itu, CEO dan salah satu pendiri BioNTech, Ugur Sahin, menambahkan kesepakatan ini menggarisbawahi pentingnya upaya bersama sektor swasta dan publik memberikan solusi untuk membantu mengakhiri pandemi ini.

"Kami juga berkomitmen untuk mewujudkan solusi berkelanjutan dengan mendukung pembentukan jaringan manufaktur di berbagai benua," ucap Sahin. 

Pengiriman 200 juta dosis akan dimulai pada Agustus 2021 dan berlanjut hingga sisa tahun ini. Sebanyak 300 juta dosis untuk 2022 akan dikirimkan antara Januari dan akhir Juni 2022. 

Pemerintah AS juga memiliki opsi untuk dosis tambahan pada 2022. Hingga saat ini, Pfizer dan BioNTech telah mengirimkan 700 juta dosis ke lebih dari 100 negara atau wilayah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement