Jumat 11 Jun 2021 10:00 WIB

IHSG Dibuka Menguat di Awal Perdagangan

Penguatan IHSG ini sejalan dengan indeks saham Asia yang dibuka beragam.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja melihat telepon pintarnya dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan hari ini, Jumat (11/6). IHSG menguat 6.118,38 dan terus bergerak naik hingga ke level 6.134,88. Namun beberapa saat kemudian, IHSG turun ke zona merah.

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham Asia yang dibuka beragam. Pelaku pasar tidak terlalu merespons negatif rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Baca Juga

"Reaksi pasar atas rilis data inflasi bulan Mei AS tidak terlalu negatif dibanding dengan reaksi atas rilis data inflasi AS bulan April 2021," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (11/6).

Menurut riset, investor memiliki pandangan lonjakan laju inflasi AS di anggap tidak cukup untuk mengubah sikap kebijakan moneter the Fed yang menilai inflasi akan bersifat sementara. Akibatnya, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS turun menjadi 1,44 persen.

Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) naik 0,6 persen secara bulanan setelah tumbuh 0,8 persen pada April lalu. Secara tahunan, inflasi lompat 5 persen, tertinggi sejak Agustus 2008.

Dari pasar tenaga kerja AS, data memperlihatkan jumlah orang yang untuk pertama kali mencairkan tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) per 5 Juni sebanyak 376 ribu. Angka tersebut lebih rendah dari estimasi 370 ribu. Initial Jobless Cliams sudah mencatatkan penurunan selama 6 minggu beruntun. 

Di sisi lain, ECB merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi zona Euro untuk tahun ini menjadi 4,6 persen dari 4 persem pada Maret lalu. Sementara untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi di revisi menjadi 4,7 persen dari 4,1 persen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement