Kamis 10 Jun 2021 21:11 WIB

Satgas Nemangkawi Lumpuhkan 3 KKB Kelompok Lekagak Telenggen

Satgas juga menangkap pelaku diduga telah menyebarkan informasi palsu atau hoaks.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Kasatgas Humas Ops Nemangkawi Kombes M. Iqbal Al-Qudusy menyampaikan, kontak tembak antara Satgas Operasi Nemangkawi dengan teroris Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), kembali terjadi. Sebanyak dua orang luka-luka satu orang meninggal dunia, ketiganya dari kelompok Lekagak Telenggen.

"Informasi dari masyarakat dan hasil pantauan drone, dua luka tembak atas nama Tinggiter dan Manis. Sementara 1 orang lainnya meninggal dunia, atas nama Keminus Murib," ujar Iqbal dalam keterangannya, Kamis (10/6).

Kontak senjata itu terjadi di Kampung Eromaga, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, pada hari ini, Kamis (10/6). Saat ini, kelompok teroris KKB ini sudah semakin terdesak. Apalagi, sebanyak tiga anggotanya berhasil dilumpuhkan. 

Kemudian juga, kata Iqbal, penyebar hoaksnya sudah ditangkap. "Negara tidak akan kalah dengan segelintir orang dengan hasrat politik yang menumbalkan masyarakat sipil dan menyebar teror di provinsi Papua Indonesia," tutup Iqbal.

Sebelumnya, Satgas Ops Nemangkawi menangkap ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Merauke berinisial EKM (38). Pelaku diduga telah menyebarkan informasi palsu atau hoaks, provokatif kebencian atau permusuhan individu maupun kelompok masyarakat dengan SARA melalui akun media sosialnya.

"Rabu tanggal 09 Juni 2021 pukul 22.35 WIT Satgas Siber Ops Nemangkawi telah melakukan penangkapan terhadap pemilik akun Facebook Manuel Metemko atas nama EKM," kata Iqbal.

Menurut Iqbal, pada saat itu, terduga tersangka berada di rumahnya di Jalan Perikanan Darat, Kelurahan Kelapa V, Kecamatan Merauke, Kabupaten Merauke, Papua. Saat ini tim Satgas Siber telah membawa tersangka ke Polres Merauke untuk dilakukan pemeriksaan digital forensik terhadap barang bukti yang diamankan.

"Jangan membuat berita hoaks atau tidak benar, memprovokasi masyarakat dengan berita-berita kebencian yang berakibat permusuhan di bumi Papua. Masyarakat ingin hidup damai," tegas Iqbal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement