Kamis 10 Jun 2021 19:10 WIB

Rusia akan Kirim Batch Pertama Sistem Rudal S-400 ke India

Pembelian sistem rudal S-400 oleh India menuai ancaman dari Amerika Serikat

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.
Foto: EPA
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW - Duta Besar Rusia untuk India Nikolay R. Kudashev mengatakan jadwal pengiriman sistem pertahanan udara S-400 Rusia tidak akan terpengaruh oleh pandemi. Gelombang pertama pengiriman tersebut akan dikirimkan sebelum akhir tahun.

"Kami tidak melihat ada perubahan (dalam kontrak) dan kepemimpinan India telah mengonfirmasi komitmennya terhadap perjanjian ini," kata Kudashev saat berbicara kepada media di New Delhi seperti dikutip dari laman Sputnik, Kamis (10/6).

Baca Juga

Sebelumnya pada April, Dubes India untuk Rusia Bela Venkatesh Varma telah mengumumkan bahwa situasi saat ini dengan penyebaran global Covid-19 tidak akan secara signifikan memengaruhi jadwal pasokan sistem pertahanan rudal udara S-400 Rusia. "Ada sedikit dislokasi selama beberapa pekan tetapi semua kontrak utama akan sesuai jadwal, kami tidak mengantisipasi masalah dengan itu," kata Bala Venkatesh Varma.

Moskow dan New Delhi menandatangani kontrak untuk memasok lima set resimen S-400 pada Oktober 2018. Kontrak tersebut telah menjadi salah satu yang terbesar bagi perusahaan milik negara Rusia Rosoboronexport. Nilai kontrak melebihi lima miliar dolar.

Usulan pembelian sistem pertahanan udara S-400 India dari Rusia telah menjadi masalah pelik dalam hubungan bilateral New Delhi dengan Washington. Pemerintahan Amerika berturut-turut mengancam akan menjatuhkan sanksi ekonomi pada India jika kesepakatan itu dilanjutkan.

Terlepas dari tekanan Amerika yang konsisten, New Delhi sejauh ini tetap pada kesepakatan itu. Pengiriman resimen terakhir dijadwalkan akan selesai pada paruh pertama tahun 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement