Jumat 11 Jun 2021 05:25 WIB

Rumor dan Komunikasi Buruk, Muslim India Ragu Divaksinasi

Keraguan akan vaksin berkontribusi pada penyebaran virus corona.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Rumor dan Komunikasi Buruk, Muslim India Ragu Divaksinasi. Seorang pasien yang menerima perawatan di pusat perawatan COVID-19 gratis menunjukkan plakat meminta bantuan dari relawan di New Delhi, India, Kamis, 27 Mei 2021.
Foto: AP / Amit Sharma
Rumor dan Komunikasi Buruk, Muslim India Ragu Divaksinasi. Seorang pasien yang menerima perawatan di pusat perawatan COVID-19 gratis menunjukkan plakat meminta bantuan dari relawan di New Delhi, India, Kamis, 27 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seorang warga Muslim India Abida Ahmed (27 tahun) yang juga lulusan mahasiswa Universitas Muslim Aligarh (AMU) yang bergengsi mengaku sedang berduka, tapi juga marah.  Dia kehilangan tiga anggota keluarganya sejak gelombang Covid-19 kedua melanda pada April lalu.

Terlepas dari keraguan pribadi, Abida memberanikan diri melakukan suntikan vaksin pertamanya. Ia berhasil menemukan slot yang tersedia melalui aplikasi CoWIN yang dikelola pemerintah.

Baca Juga

"Ribuan orang India sekarat setiap hari hanya karena mereka tidak dapat menemukan oksigen yang mendukung kehidupan. Banyak lagi yang bahkan tidak bisa mendapatkan pemakaman yang bermartabat untuk orang yang mereka cintai," kata Abida dilansir di Deutsche Welle (DW), Rabu (9/6).

"Bagaimana Anda menghibur atau memberi harapan kepada kami? Mengapa kami percaya kepada pemerintah ketika mereka tidak dapat berbuat apa-apa ketika orang-orang sekarat?"tambahnya.

Amna Khatoon, seorang eksekutif penjualan di sebuah perusahaan swasta, juga kehilangan seorang paman karena Covid-19.  Dia mengaku ada kebingungan yang cukup besar di antara orang-orang mengenai apakah vaksin virus corona yang digunakan di India mencegah penyakit dan banyak yang terus menyimpan kesalahpahaman tentang potensi efek samping.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement