Jumat 11 Jun 2021 01:41 WIB

Pasukan Israel Bunuh Perwira Palestina dalam Misi Rahasia

Pasukan Israel telah menembak mati sedikitnya tiga warga Palestina

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Tentara Israel
Foto: AP/Tsafrir Abayov
Tentara Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pasukan Israel telah menembak mati sedikitnya tiga warga Palestina, termasuk dua perwira intelijen militer Otoritas Palestina (PA), dalam serangan dini hari di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki. Hal itu dikonfirmasi oleh pihak berwenang Palestina, Kamis.

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi dua petugas tersebut sebagai Adham Yasser Alawi (23 tahun) dan Tayseer Issa (32 tahun). Lalu korban ketiga adalah Jamil al-Amuri, mantan tahanan Israel. Sementara Perwira Palestina lainnya, Muhammad al-Bazour (23 tahun) terluka parah dan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit Israel.

Sebuah video online yang dapat diakses di Associated Press menunjukkan petugas Palestina sedang berlindung di belakang mobil ketika ada serangan tembakan. Seseorang berteriak bahwa mereka sedang terlibat baku tembak dengan pasukan rahasia Israel.

Media Israel melaporkan bahwa al-Amuri adalah mantan tahanan dan anggota Palestinian Islamic Jihad (PIJ) atau Jihad Islam Palestina. Tetapi kabar ini belum dikonfirmasi pejabat Palestina.

Melaporkan dari Yerusalem Timur yang diduduki, Harry Fawcett dari Al Jazeera mengatakan insiden itu sebagai misi rahasia, dimana pasukan Israel menyamar menjadi penduduk sipil.

“Mereka (pasukan Israel) menargetkan setidaknya satu anggota PIJ. Satu orang tewas dalam operasi itu, dan yang lain terluka dan dibawa pergi oleh pasukan Israel. Orang yang terbunuh itu diketahui sebagai anggota PIJ,” kata Fawcett seperti dilansir dari Aljazirah, Kamis (10/6).

Juru bicara Presiden Palestina, Nabil Abu Rudeina, mengutuk insiden yang disebutnya sebagai eskalasi Israel yang berbahaya. Jubir itu juga mengatakan, ketiganya dibunuh oleh pasukan khusus Israel yang menyamar sebagai orang Palestina.

Rudeina meminta masyarakat internasional dan Amerika Serikat untuk turun tangan menghentikan serangan semacam itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement