Rabu 09 Jun 2021 23:57 WIB

Rencana Industri Hijau Jokowi di Kaltara Disambut Pengusaha

Jokowi menekankan pembangunan industri hijau ramah lingkungan

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo. saat membuka Musyawarah Perencanaan PembangunanNasional (Musrenbang) 2021, 4 Mei 2021 Jokowi menekankan pembangunan industri hijau ramah lingkungan. Energi listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kawasan industri hijau tersebut juga berasal dari energi baru terbarukan (EBT).
Foto: Dokumentasi Sekretariat Negara RI
Presiden Joko Widodo. saat membuka Musyawarah Perencanaan PembangunanNasional (Musrenbang) 2021, 4 Mei 2021 Jokowi menekankan pembangunan industri hijau ramah lingkungan. Energi listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kawasan industri hijau tersebut juga berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo fokus mengembangkan ekonomi hijau termasuk di dalamnya kawasan industri hijau. Hal ini sejalan komitmen salah satu perusahaan swasta, PT Kayan Hydro Energy yang akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kalimantan Utara.

Direktur Operasional Kayan Hydro Energy Khaeroni mengatakan perusahaan telah mengembangkan konsep industri hijau sejak 2011. Kayan Hydro Energy merupakan inisiator dan pemrakarsa proyek PLTA yang terdiri atas lima Cascade di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

“Kami telah melakukan berbagai hal terkait elektrifikasi kebutuhan industri maupun pelabuhan. Sejak sepuluh tahun silam, kami sudah memulai apa yang diutarakan Presiden Jokowi, seperti studi teknis, sosial, ekonomi, budaya, serta sosialisasi dan proses perizinan untuk pembangunan PLTA sudah selesai," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/6).

Menurutnya perusahaan sudah mendapat peringkat 5A3 dari Dun & Bradstreet. Sejak 2019 Kayan Hydro Energy sudah melakukan pekerjaan pra-konstruksi dan tahun ini perusahaan telah menyiapkan kegiatan awal infrastruktur penunjang konstruksi pembangunan PLTA Kayan Cascade yang berpotensi menghasilkan daya listrik sebesar sembilan ribu megawatt.

“Yang sudah dilakukan perusahaan antara lain pekerjaan pembuatan jalan dari jalan pemerintah daerah menuju ke lokasi fasilitas umum sepanjang 4,2 kilometer. Selain itu, proyek dan pembuatan jalan dari fasilitas umum menuju PLTA Kayan Cascade sejauh tujuh kilometer,” ungkapnya.

Kayan Hydro Energy juga telah melakukan pengiriman peralatan proyek, pembangunan gudang penyimpanan bahan peledak untuk memudahkan pekerjaan, dan masih banyak kegiatan lainnya. Selanjutnya pembangunan gudang bahan peledak selesai, KHE berencana untuk melakukan pekerjaan peledakan pembuatan jalan menuju lokasi bendungan dan kegiatan ini dilakukan di luar wilayah hutan.

"Karena Izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) sedang menunggu penetapan oleh instansi terkait. Kewajiban dan proses kelengkapannya sudah terpenuhi dan secara prinsip sudah disetujui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tetapi masih menunggu penetapan,” ungkapnya.

Adapun nilai investasi Kayan Hydro Energy terhadap PLTA ini sebesar 17,8 miliar dolar AS, dengan lebih dari Rp 2 triliun dana sudah digelontorkan oleh perusahaan. Angka ini belum termasuk pembiayaan infrastruktur dan pengembangan industri.

Kayan Hydro Energy juga telah menandatangani kontrak engineering, procurement, and construction (EPC) dengan Sinohydro Corporation Limited, salah satu pengembang terbesar PLTA di dunia, pada 31 Oktober 2018 silam.

“Target PLTA Kayan masih sesuai perencanaan awal, yaitu konstruksi selesai pada 2024 dan tahap commercial operation date (COD) pada 2025 mendatang,” ucapnya.

Ke depan diharapkan proyek pembangunan PLTA berjalan optimal, sehingga sumber daya listrik yang besar ini dapat terintegrasi dengan kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) Tanah Kuning-Mangkupadi. Di kawasan industri tersebut, PT Indonesia Strategis Industri sebagai mitra sinergi Kayan Hydro Energy juga tengah melakukan berbagai kegiatan lapangan, termasuk pembebasan lahan.

“Kami sudah mendapatkan izin, dan kami sedang melakukan pembebasan lahan sekitar 1.500 hektar pada tahun ini dan akan dilanjutkan hingga mencapai lima ribu hektar. Setelah pembebasan lahan selesai, tahun depan kami melanjutkan dengan tahapan pematangan lahan, yakni berupa penimbunan, pemadatan, dan sebagainya,” ungkapnya.

Sebelumnya, saat membuka Musyawarah Perencanaan PembangunanNasional (Musrenbang) 2021, 4 Mei 2021 Jokowi menekankan pembangunan industri hijau ramah lingkungan. Energi listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kawasan industri hijau tersebut juga berasal dari energi baru terbarukan (EBT).

"Transformasi energi baru dan terbarukan harus dimulai green economy, green technology, dan green product harus diperkuat agar bisa bersaing di pasar global. Kita sudah merencanakan pembangunan green industrial park, kawasan industri hijau di Kalimantan Utara,” ucap Jokowi saat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement