Rabu 09 Jun 2021 23:05 WIB

Ekonom BCA: Rencana IPO GoTo Dorong Transaksi Pasar Modal

Sentimen IPO GoTo diharapkan akan meningkatkan investasi di Indonesia.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial (ilustrasi). Sentimen IPO GoTo diharapkan akan meningkatkan investasi di Indonesia.
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial (ilustrasi). Sentimen IPO GoTo diharapkan akan meningkatkan investasi di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembentukan holding Gojek dan Tokopedia yang menggabungkan layanan e-commerce, on-demand, layanan keuangan dan pembayaran dalam satu ekosistem menjadi GoTo, sudah resmi diumumkan. Adapun platfom GoTo yang menggabungkan tiga layanan dalam satu ekosistem ini diklaim menjadi yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara. 

Bahkan platform GoTo diklaim sudah melayani 270 juta konsumen Indonesia dan mewakili dua persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Baca Juga

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual merespons positif aksi korporasi yang dilakukan dua decacorn asli Indonesia tersebut. Terlebih, saat ini minat investor terhadap perusahaan digital sangat tinggi, termasuk perusahaan digital asal Indonesia. 

Namun, perusahaan digital yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih sangat minim. Adanya sentimen IPO GoTo diharapkan akan meningkatkan investasi di Indonesia.

Saat ini, kata David, kenaikan IHSG tidak seperti bursa di negara Asia lainnya. Banyak perusahaan digital yang listing di bursa Asia. Rencana GoTo melakukan IPO membuat pasar modal Indonesia kembali bergairah.

"Ini sentimen positif bagi investor lain yang hendak investasi di perusahaan digital Indonesia melalui skema IPO," ujar David dalam keterangan resmi, Rabu (9/6).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement