Rabu 09 Jun 2021 19:15 WIB

Korsel Hampir Tertipu Beli Vaksin, Wali Kota Minta Maaf

Wali Kota Daegu sempat mengeklaim mengamankan 30 juta dosis vaksin Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Vaksin Johnson & Johnson
Foto: Johnson & Johnson via AP
Vaksin Johnson & Johnson

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Wali Kota Daegu, Korea Selatan (Korsel) sempat membanggakan diri ketika mengeklaim berhasil mengamankan vaksin Covid-19. Namun setelah terungkap rencana pembelian vaksin tersebut palsu, dia segera meminta maaf.

Wali Kota Kwon Young-jin mengatakan pada 31 Mei lalu bahwa sebuah perusahaan perdagangan asing yang dihubungi oleh asosiasi institusi medis di kota Daegu telah berjanji memberikan 30 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech kepada pemerintah Korsel dalam waktu tiga pekan. Kwon sebagai politisi oposisi memang sangat kritis terhadap upaya Presiden Moon Jae-in dalam mengamankan vaksin.

Baca Juga

Dia juga sempat mengatakan di laman Facebooknya bulan lalu usai pertemuan Moon dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, tentang sumbangan lebih dari satu juta vaksin Johnson & Johnson dari Washington ke Seoul disetujui. Kwon mengatakan dalam unggahannya bahwa perjanjian itu “memalukan” bagi Korea.

Namun kini, dia harus menelan kembali ucapannya. Tawaran pemberian vaksin yang disebut-sebut itu dipertanyakan oleh anak perusahaan Pfizer di Korsel. Tawaran itu pun langsung diberhentikan oleh kementerian kesehatan negara itu sebab tidak dapat dipercaya.

"Itu adalah kesalahan saya," kata Kwon pada konferensi pers pada Selasa (8/6) waktu setempat di Balai Kota Daegu sambil membungkuk dalam-dalam dikutip laman South China Morning Post, Rabu.

"Citra Daegu ternoda karena kata-kata ceroboh saya. Saya juga menyebabkan luka dan kekecewaan yang mendalam bagi warga yang menderita Covid-19," ujarnya menambahkan.

Partai Demokrat yang berkuasa menanggapi permintaan maaf Kwon yang merendahkan dengan sebuah pernyataan. "Insiden phishing vaksin Kota Daegu merusak citra internasional negara kita," katanya.

Partai Demokrat juga mengatakan, Daegu sekali lagi muncul sebagai sarang infeksi virus corona dan memiliki salah satu tingkat vaksinasi terendah di Korsel. "Vaksin tidak boleh disalahgunakan untuk tujuan politik," katanya.

Korsel melaporkan 454 kasus virus corona baru yang dikonfirmasi pada Senin pekan ini. Total kasus menjadi 145.091 infeksi, dengan 1.975 kematian akibat Covid-19.

Infeksi baru harian telah bertahan dalam kisaran 400 hingga 700 kasus selama beberapa pekan terakhir. Kondisi ini membuat pemerintah mundur dari rencana untuk melonggarkan aturan jarak sosial.

Pemerintah juga berencana untuk memvaksinasi 70 persen dari 52 juta penduduk negara itu pada kuartal ketiga tahun ini. Vaksinasi bakal dimulai dengan taman kanak-kanak dan guru sekolah dasar selama liburan musim panas, dengan tujuan mencapai kekebalan kelompok sebelum November.

Korsel telah menyiapkan 192 juta dosis vaksin termasuk dari Novavax, Moderna, dan Johnson & Johnson. Namun Korsel harus menghadapi penundaan pengiriman di tengah kekurangan pasokan global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement