Rabu 09 Jun 2021 12:28 WIB

Laporan: Timteng Deportasi Uighur karena Diminta China

China mengerahkan pengaruh di Timur Tengah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Laporan: Timteng Deportasi Uighur karena Diminta China. Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Cina, Jakarta, Kamis (25/3). Aksi tersebut menuntut Republik Rakyat Tiongkok untuk menghentikan segala bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang, Cina. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Laporan: Timteng Deportasi Uighur karena Diminta China. Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Islam melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Cina, Jakarta, Kamis (25/3). Aksi tersebut menuntut Republik Rakyat Tiongkok untuk menghentikan segala bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang, Cina. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, Uighur Dideportasi dari Timur Tengah atas Permintaan Beijing

 

Baca Juga

BEIJING -- Suku Uighur telah dideportasi, terutama dari tiga negara Arab, yaitu Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Bukan tanpa sebab, deportasi tersebut diduga atas upaya China agar negara-negara Arab mengembalikan Uighur ke China.

Berdasarkan penyelidikan CNN kepada warga Uighur dan mengumpulkan puluhan kesaksian serta dokumen hukum menunjukkan China mengerahkan pengaruh di Timur Tengah untuk mendeportasi warga Uighur kembali ke China.

Jaksa penuntut umum Dubai, bersama dengan pihak berwenang di beberapa negara bagian Timur Tengah, mengikuti permintaan ekstradisi China untuk mendeportasi seorang warga Uighur di Uni Emirat Arab.

Sebuah dokumen yang dikutip dalam penyelidikan yang dikeluarkan oleh jaksa penuntut umum Dubai pada 20 Februari 2018 mengonfirmasi ekstradisi Muslim Uighur Ahmad Talip delapan hari setelah ia ditangkap oleh pihak berwenang setempat.

Pihak berwenang Dubai awalnya memutuskan membebaskan Talip. Karena tidak cukup bukti, dia harus diekstradisi. Mereka menuntut untuk berhenti mencari orang yang disebutkan di atas dan mencabut semua batasan padanya, kecuali dia dicari karena alasan lain. Tiga tahun setelah penangkapannya, istri Talip, Amannisa Abdullah, mengatakan dia masih belum tahu atas tuduhan apa suaminya ditahan dan kemudian diekstradisi. 

"Tidak aman di sini. Anda harus membawa anak laki-laki kami dan (pergi) ke Turki," katanya kepada istrinya, menurut kesaksian yang dilansir dari Al Araby, Rabu (9/6).

"Jika bayi kita perempuan, beri nama Amina. Jika laki-laki, beri nama Abdullah," kata Talip. 

Human Rights Watch mendesak pihak berwenang Saudi segera mengungkapkan keberadaan dua pria Muslim Uighur yang ditahan di Kerajaan. Mereka mungkin dideportasi ke China di mana anggota kelompok etnis mereka menghadapi penindasan sistematis, penyiksaan, dan perlakuan buruk lainnya.

Sebuah laporan BBC Newsnight dari tahun lalu mengungkapkan beberapa kasus pelajar dan peziarah Uighur yang diasingkan menjadi sasaran di negara-negara yang dipimpin Muslim bekerja sama dengan Beijing.

Sebuah laporan Human Rights Watch yang dirilis pada April mengatakan, China telah melacak ratusan warga Uighur di seluruh dunia, memaksa mereka untuk kembali dan menghadapi penganiayaan. Dalam banyak kasus tidak mungkin mengetahui apa yang telah terjadi pada mereka.

https://english.alaraby.co.uk/news/arab-states-deported-uighurs-beijings-request-report

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement