Rabu 09 Jun 2021 11:19 WIB

Alibaba Investasi Rp14,3 Triliun Kembangkan Startup Asia

Regulator antimonopoli China mendenda Alibaba senilai 2,8 miliar dolar AS.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
 Kantor pusat Alibaba di Shanghai, Cina,
Foto: EPA-EFE/ALEX PLAVEVSKI
Kantor pusat Alibaba di Shanghai, Cina,

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Alibaba Group Holding berencana menginvestasikan sebagian dananya untuk mendukung pengembangan startup di Asia. Raksasa teknologi itu mengalokasikan dana 1 miliar dolar AS atau setara Rp14,3 triliun untuk investasi tersebut. 

Investasi tersebut akan menjadi pendanaan awal untuk Project AsiaForward. Dana investasi akan digunakan untuk membina 100 ribu pengembang dan startup teknologi selama tiga tahun ke depan. 

Baca Juga

Project AsiaForward memiliki misi untuk membangun sejuta talenta yang kuat dengan memberikan pelatihan. Perusahaan juga menghubungkan pengusaha startup dengan modal ventura dan peluang lainnya.

Founder dan CEO Alibaba, Jack Ma, mengatakan akan menginvestasikan semua keuntungan tambahan ke sejumlah bidang seperti teknologi dan e-commerce. Langkah tersebut menyusul keputusan regulator antimonopoli China yang menetapkan denda kepada Alibaba senilai 2,8 miliar dolar AS.

Raksasa teknologi China dari Alibaba hingga Tencent Holdings dan Meituan berkomitmen meningkatkan pengeluarannya. Tindakan keras Beijing terhadap industri memaksa perusahaan untuk menemukan pendorong pertumbuhan baru.

“Fokus kami pada inovasi dan investasi pusat data, serta pengembangan bakat adalah untuk mengantisipasi masa depan digital-first,” kata presiden Alibaba Cloud Intelligence, Jeff Zhang, dilansir Bloomberg, Rabu (9/6). 

Alibaba Cloud akan membuka pusat data pertamanya di Filipina pada akhir tahun ini dan akan membangun pusat inovasi di Malaysia. Perusahaan juga telah meluncurkan pusat data ketiga di Indonesia. 

Bisnis cloud Alibaba tumbuh dari yang hanya sekadar platform belanja online menjadi salah satu mesin pertumbuhan raksasa e-commerce terbesar. Namun ekspansinya melambat di tengah persaingan dari Tencent dan Huawei Technologies. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement