Rabu 09 Jun 2021 09:48 WIB

IHSG Bergerak Mix Jelang Rilis Data Ekonomi AS

IHSG dibuka di zona merah pada level 5.973,03.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak mix pada perdagangan pagi ini, Rabu (9/6). IHSG dibuka di zona merah pada level 5.973,03 lalu bergerak naik dan menguat sebesar 0,25 persen ke level 6.014,10.

Phillip Sekuritas Indonesia mengatakan pergerakan IHSG ini sejalan dengan indeks saham di Asia yang dibuka variatif setelah indeks saham utama Wall Street berakhir datar. Menurutnya, investor masih cenderung menunggu dan mengamati. 

"Investor masih mengambil sikap wait-and-see menjelang rilis data inflasi (CPI) AS nanti malam untuk membentuk persepsi kapan the Fed akan mulai mengurangi (tapering) program stimulus moneter," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Rabu (9/6). 

Selain itu investor juga mencoba mengukur dampak keputusan Senat (DPD) AS yang baru saja meloloskan UU investasi senilai 250 miliar dolar AS di sektor Manufaktur dan Teknologi. Investasi ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan AS dalam bersaing dengan kemajuan teknologi China. 

Dari sisi makro ekonomi, menurut riset, investor mencerna rilis data Neraca Perdagangan bulan April AS yang memperlihatkan bahwa defisit perdagangan berkurang menjadi 68,9 miliar dolar AS seiring dengan perbaikan ekonomi global yang mengerek kinerja ekspor. 

Defisit turun 8,2 persen dari bulan Maret, sebesar 75 miliar dolar AS yang merupakan rekor terbesar. Ekspor tumbuh 1,1 persen menjadi 205 miliar dolar AS sementara impor turun 1,4 persen menjadi 273,9 miliar dolar AS.

Bank Dunia dalam laporan Global Economic ProspecT (GEP) terbarunya memprediksi ekonomi global akan tumbuh 5,6 persen tahun ini, lebih tinggi dari ramalan 4,1 persen yang dibuat bulan Januari lalu. Ini menjadi sentimen positif bagi pasar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement