Selasa 08 Jun 2021 17:48 WIB

Dishut Sulsel: Toraja dan Gowa Rawan Kebakaran Hutan

Toraja dan Gowa berpotensi besar karena daerah kering dan cuaca panas saat kemarau.

Asap dari lokasi kebakaran hutan pinus Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/10/2019).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Asap dari lokasi kebakaran hutan pinus Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Selasa (22/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan meningkatkan kewaspadaan terhadap dua daerah, yakni Kabupaten Gowa dan TanaToraja, karena rawan terjadi kebakaran hutan, terutama saat musim kemarau.

Kepala Dinas Kehutanan Sulawesi Selatan Andi Parenrengi mengatakan pihaknya memberikan perhatian serius khususnya kepada dua daerah itu, terkait dengan pencegahan kebakaran hutan.

"Yang sering (terjadi kebakaran) itu Tator (Tana Toraja) dan Gowa. Jadi kami bersama KLHK dan pihak terkait turun memantau terus," ujarnya.

Ia menjelaskan kedua daerah itu memiliki potensi besar kebakaran hutan karena daerah kering ditambah cuaca panas saat musim kemarau. Selain itu, kebanyakan ada juga kebakaran hutan yang disebabkan ketidaksengajaan, seperti di Gowa, di puncak gunung sering dikunjungi dan ada kegiatan warga.

Ada di antara mereka membuang puntung rokok yang bisa fatal mengakibatkan kebakaran hutan. Hal itu harus diantisipasi. "Alhamdulillah pada 2020, tidak terjadi kebakaran hutan. Tapi kita terus lakukan antisipasi agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan bersama," katanya.

Dishut Sulsel, sesuai instruksi Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman melakukan penghijauan hutan, seperti di sekitar Bandara Buntu Kunik Tana Toraja, bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement