Puisi: Anak-Anak Negara
Sastra | Tuesday, 08 Jun 2021, 13:19 WIBRakyat meraja sejadi-jadinya dewa
Praja tunduk bersembah di kaki pesakitan
Guru berdarah-darah mengusap liur anak muridnya
Kyai hanya ikhlas sabar dalam caci dan hinaan
Berkumpul tentara tak bersenjata tak berpangkat
Polisi hanya tersenyum manis lalu hilang muka
Dibiarkannya rakyat saling memukul, menghukum, menyayat
Tertawa melihat maling terbakar layaknya penjaga neraka
Disambungnya kota dengan jalan dan jembatan
Namun tak juga disambung akal anak dengan Tuhannya
Sila satu Pancasila ketuhanan yang maha esa
Tetap tak bertakwa sebab merasa diri adalah Tuhan
Hilang nilai budi perangai mahardika bangsa
Sebab ayahanda hanya sibuk menenun jala
Budak kecil muda mudi ditinggalnya di sekolah negara
Pandai bertitel namun tak berpribadi luhur nan prayoga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.