Selasa 08 Jun 2021 10:32 WIB

Muslim India Dipaksa Meninggalkan Rumah Demi Keamanan Kuil

Demi keamanan kuil Muslim India dipaksa tinggalkan rumah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Muhammad Hafil
Muslim India Dipaksa Meninggalkan Rumah Demi Keamanan Kuil. Foto ilustrasi;   Sadhus melompat dari dinding, menjelang upacara peletakan batu pertama sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewa Hindu Ram di Ayodhya, di negara bagian Uttar Pradesh, India, Selasa, 4 Agustus 2020. Upacara peletakan batu pertama hari Rabu mengikuti keputusan Mahkamah Agung India yang terakhir. November mendukung pembangunan kuil Hindu di situs yang disengketakan di negara bagian Uttar Pradesh. Orang Hindu percaya bahwa dewa mereka, Ram, lahir di lokasi itu dan mengklaim bahwa Kaisar Muslim Babur membangun sebuah masjid di atas sebuah kuil di sana. Masjid Babri abad ke-16 dihancurkan oleh kelompok Hindu garis keras pada bulan Desember 1992, memicu kekerasan besar-besaran Hindu-Muslim yang menewaskan sekitar 2.000 orang.
Foto: AP/Rajesh Kumar Singh
Muslim India Dipaksa Meninggalkan Rumah Demi Keamanan Kuil. Foto ilustrasi; Sadhus melompat dari dinding, menjelang upacara peletakan batu pertama sebuah kuil yang didedikasikan untuk dewa Hindu Ram di Ayodhya, di negara bagian Uttar Pradesh, India, Selasa, 4 Agustus 2020. Upacara peletakan batu pertama hari Rabu mengikuti keputusan Mahkamah Agung India yang terakhir. November mendukung pembangunan kuil Hindu di situs yang disengketakan di negara bagian Uttar Pradesh. Orang Hindu percaya bahwa dewa mereka, Ram, lahir di lokasi itu dan mengklaim bahwa Kaisar Muslim Babur membangun sebuah masjid di atas sebuah kuil di sana. Masjid Babri abad ke-16 dihancurkan oleh kelompok Hindu garis keras pada bulan Desember 1992, memicu kekerasan besar-besaran Hindu-Muslim yang menewaskan sekitar 2.000 orang.

REPUBLIKA.CO.ID,LUCKNOW – Pemerintah Uttar Pradesh yang dipimpin Partai Bharatiya Janata (BJP) nasionalis Hindu diduga berencana untuk memindahkan lusinan rumah yang terletak sekitar kuil Gorakhnath di Gorakhpur. Keputusan tersebut diambil guna mengamankan kuil.

Penduduk Muslim telah menandatangani surat persetujuan pergusuran rumah dengan pemerintah. “Pejabat mengatakan kepada kami jika kami tidak menandatangani surat itu, mereka memiliki cara lain untuk mendapatkan tanda tangan kami. Kami seperti ditekan,” kata salah seorang warga, Javaid Akhter (71 tahun) kepada Aljazirah. Akhter sudah tinggal di rumahnya sejak kakeknya membangunnya di dekat kuil.

Baca Juga

Ketua Partai Oposisi Congress di Uttar Pradesh, Shahnawaz Alam mengatakan pemerintah tekah memaksa para warga Muslim untuk menandatangani surat persetujuan. “Warga Muslim dipaksa tanda tangan surat untuk mengosongkan tanah yang telah ditinggali selama 125 tahun di sudut tenggara Gorakhnath Math.

Masalah ini muncul ke publik ketika salinan surat persetujuan beredar di media sosial pada 28 Mei lalu. Isi surat itu berbunyi:

 

“Sejalan dengan keputusan pemerintah untuk penempatan pasukan polisi di area kuil Gorakhnath demi memberikan keamanan di kuil Gorakhnath, kami, penduduk desa Gorakhpur Tappa Tua, Qasba Pargana Haveli, Tehsil Sadar Janpad, Gorakhpur yang bertanda tangan di bawah ini terletak di jalan sudut tenggara kuil Gorakhnath, telah setuju untuk menyerahkan tanah dan rumah kami kepada pemerintah. Kami tidak memiliki keberatan apapun. Mengenai persetujuan kami dalam masalah ini, silakan temukan tanda tangan kami di bawah ini.”

Ada puluhan keluarga yang tinggal di sekitar candi. Di sisi selatan, hampir sebelas keluarga Muslim dan sembilan keluarga telah menandatangani surat persetujuan. Kuil abad ke-11 ini terletak di atas lahan seluas 52 hektare yang bersumber dari tradisi Shaivite agama Hindu.

Dikutip TRT World, Selasa (8/6), awal bulan ini, pemerintah Uttar Pradesh menghancurkan sebuah masjid yang telah ada sebelum berdirinya negara bagian India selama beberapa dekade. Ketua menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath yang juga merupakan biksu Hindu dikenal karena pandangan anti-Muslimnya.

Adityanath yang berpakaian saffron di masa lalu menyebut Muslim India sebagai virus. Nasionalis Hindu juga telah memimpin massa melawan minoritas Muslim yang semakin terkepung di negara bagian itu. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement