Selasa 08 Jun 2021 07:06 WIB

Peluang Letjen Dudung dan Doa Karlinah Umar Wirahadikusumah

Pada Selasa (8/6), Mayjen Dudung Abdurachman dilantik menjadi Panglima Kostrad.

Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen Dudung Abdurachman pada Selasa (8/6) dilantik menjadi Panglima Kostrad menggantikan Letjen Eko Margiyono di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta Pusat.
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen Dudung Abdurachman pada Selasa (8/6) dilantik menjadi Panglima Kostrad menggantikan Letjen Eko Margiyono di Markas Besar Angkatan Darat, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Selamat Ginting/Wartawan Senior Republika

Dudung Abdurachman resmi menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) setelah upacara serah terima jabatan (sertijab) dengan Letnan Jenderal TNI Eko Margiyono. Dudung juga menyerahkan jabatan Panglima Kodam Jaya kepada Mayor Jenderal TNI Mulyo Adji di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad).

Sesuai agenda, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memimpin upacara sertijab Panglima Kostrad, Panglima Kodam Jaya/Jayakarta, dan sejumlah jabatan perwira tinggi Angkatan Darat lainnya, hari ini pada Selasa (8/6).

Sebagai Panglima Kostrad, Dudung Abdurachman otomatis naik pangkat menjadi Letnan Jenderal. Dudung menjadi panglima ke-42 Kostrad. Sedangkan Eko Margiyono adalah panglima ke-41 Kostrad. Adapun Andika Perkasa merupakan panglima ke-39 Kostrad.

Kostrad merupakan komando utama (kotama) tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat. Kostrad selalu siap untuk beroperasi atas perintah Panglima TNI kapan saja. Saat ini, Kostrad terdiri dari tiga Divisi Infanteri. Divisi Infanteri 1/Kostrad berada di Cilodong, Depok, Jawa Barat. Divisi Infanteri 2/Kostrad berada di Singosari, Malang, Jawa Timur. Divisi Infanteri 3/Kostrad berada di Bontomarannu, Gowa, Sulawesi Selatan.

Cikal bakal Kostrad diawali ketika Indonesia harus berhadapan dengan Belanda dalam merebut Irian Barat kepangkuan Ibu Pertiwi. Kostrad dibentuk pada 6 Maret 1961 dengan nama Korps Tentarake-1/Cadangan Umum Angkatan Darat (Korra I/Caduad) berdasarkan surat keputusan Menteri/Panglima Angkatan Darat (Pangad) No. ML/KPTS 54/3/1961.Kostrad menjadi inti kekuatan Komando Mandala (Operasi Trikora atau pembebasan Irian Barat). Kemudian berganti nama menjadi Kostrad tahun 1963.

Panglima pertama Kostrad adalah Mayjen TNI Soeharto (1 Mei 1962 hingga 2 Desember 1965). Mantan Presiden kedua RI itu, kemudian digantikan Mayjen TNI Umar Wirahadikusumah (2 Desember 1965 hingga 27 Mei 1967). Sehingga Umar menjadi panglima ke-2 Kostrad. Sejak April 1996, jabatan Panglima Kostrad dinaikkan untuk posisi jenderal bintang tiga. Diawali dari panglima ke-20 Kostrad, Letjen TNI Wiranto.

Doa Karlinah

Pada September 2020 lalu, ketika baru satu bulan menjadi Pangdam Jaya, Dudung melakukan silaturahim ke rumah mantan Ibu Wakil Negara, Karlinah. Istri dari mantan wakil Presiden (1983-1988) almarhum Jenderal TNI (Purn) Umar Wirahadikusumah di Jalan Teuku Umar Nomor 61 Menteng, Jakarta Pusat.

Pada kesempatan itu Dudung mohon izin untuk memberikan nama gedung utama Kodam Jaya dengan nama Gedung Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah. Jenderal Umar merupakan panglima pertama Kodam Jaya (1960-1966). Sebelumnya sebagai Komandan Komando Militer Kota Besar (KMKB) Jakarta Raya (1959-1960).

Akhirnya, Gedung Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah diresmikan pada 2 Oktober 2020 lalu oleh Mayjen Dudung dan Ny Karlinah Umar Wirahadikusumah.

Saat Dudung bertandang ke rumah Ny Karlina Umar Wirahadikusumah itu, mantan Ibu Wakil Negara tersebut mendoakan Dudung sukses dalam karier militernya dan tetap rajin beribadah.

"Saya doakan karier Nak Dudung terus naik. Semoga setelah menjadi Pangdam Jaya naik lagi menjadi Panglima Kostrad, seperti almarhum Pak Umar (Wirahadikusumah)," kata Karlinah, mendoakan.

Keponakannya, almarhum Letjen Agus Wirahadikusumah juga sempat menjadi panglima ke-25 Kostrad pada Maret hingga Agustus 2000. Hanya sekitar empat bulan saja, kemudian digantikan Letjen Ryamizard Ryacudu. Doa Karlinah kini terbukti. Dudung naik menjadi Panglima Kostrad, seperti karier yang pernah ditempuh suaminya, almarhum Umar Wirahadikusumah.

Usai menjadi Panglima Kostrad, Umar pun kembali mendapatkan promosi sebagai Wakil KSAD. Setelah dari Wakil KSAD, Umar menjadi orang nomor satu di Mabesad, yakni KSAD, terhitung 25 November 1969 hingga27 April 1973, menggantikan Jenderal TNI Maraden Panggabean. Puncak karier Umar sebagai Wakil Presiden periode 1988-1993.

Setelah Umar, sejumlah Panglima Kodam Jaya kemudian mengikuti jejaknya menjadi Panglima Kostrad. Kini Dudung, sebelumnya Eko Margiyono juga sebagai Panglima Kodam Jaya yang promosi menjadi Panglima Kostrad. Tercatat secara berurutan dari yang terakhir hingga Umar Wirahadiksumah, sebagai berikut:

1.    Letjen Dudung Abdurachman (Juni 2021),

2.    Letjen Eko Margiyono (Juli 2020-Juni 2021),

3.    Letjen Mulyono (September 2014-Juli 2015),

4.    Letjen Bibit Waluyo (Juli 2002-November 2004),

5.    Letjen Ryamizard Ryacudu (Agustus 2000-Juli 2002),

6.    Letjen Djaja Suparman (November 1999-Maret 2000),

7.    Letjen Wiranto (April 1996-Juni 1997),

8.    Mayjen Soegito (Maret 1988-Agustus 1990),

9.    Mayjen Poniman (Maret 1973-Mei 1974),

10.    Mayjen Makmun Murod (Februari 1970-Desember 1971),

11.    Mayjen Umar Wirajadikusumah (Desember 1965-Mei 1967).

Kandidat KSAD

Tercatat sembilan Panglima Kostrad yang kemudian langsung promosi menjadi KSAD. Mereka adalah:

1.    Jenderal Andika Perkasa (November 2018-kini),

2.    Jenderal Mulyono (Juli 2015-November 2018),

3.    Jenderal Gatot Nurmantyo (Juli 2014-Juli 2015),

4.    Jenderal Pramono Edhie Wibowo (Juni 2011-Mei 2013),

5.    Jenderal George Toisutta (November 2009-Juni 2011),

6.    Jenderal Ryamizard Ryacudu (Juni 2002-Februari 2005),

7.    Jenderal Wiranto (Juni 1997-Februari 1998),

8.    Jenderal Rudini (Maret 1983-Juni 1986),

9.    Jenderal Soeharto (Oktober 1965-Mei 1968).

Dengan catatan dua orang dari Panglima Kostrad, promosi terlebih dahulu sebagai Wakil KSAD, barulah menjadi KSAD. Mereka adalah Jenderal Umar Wirahadikusumah dan Jenderal Wismoyo Arismunandar.

Sehingga hanya sembilan orang yang langsung dari Pangkostrad menjadi KSAD. Selisih satu dibandingkan dengan KSAD yang sebelumnya berasal dari Wakil KSAD, berjumlah 10 orang. Ditambah Jenderal Budiman dari Wakil KSAD geser terlebih dahulu menjadi Sekjen Kementerian Pertahanan, baru kemudian menjadi KSAD.

Jadi, Panglima Kostrad dan Wakil KSAD adalah dua jabatan favorit untuk promosi menjadi KSAD. Karena itulah, peluang Letjen Dudung untuk menjadi KSAD pengganti Jenderal Andika Perkasa, sangat terbuka lebar jika dibandingkan pejabat lainnya.

Rotasi KSAD kemungkinan akan berlangsung pada Juni-Juli 2021 ini. Jenderal Andika Perkasa sudah 2,5 tahun menjadi KSAD. Marsekal Hadi Tjahjanto juga sudah 3,5 tahun menjadi orang nomor satu di Mabes TNI. Jadi kemungkinan dua perwira tinggi bintang empat itu akan segera diganti.

Jenderal Andika Perkasa paling senior dan paling berpeluang menjadi Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto, abituren (lulusan) AAU 1986. Andika abituren Akmil 1987. Sedangkan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, abituren AAL 1988-A, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo, abituren AAU 1988-B.

Aturan hukum pergantian Panglima TNI diatur dalamUU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. Pasal 13 berbunyi, "Jabatan Panglima sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap Angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan".

Sehingga siapa pun para kepala staf Angkatan atau mantan kepala staf Angkatan yang masih aktif dalam dinas militer, memiliki peluang yang sama untuk menjadi Panglima TNI.

Ya, kemungkinan besar Marsekal Hadi akan diganti, tanpa menunggu usia pensiun pada Desember 2021. Preseden seperti juga dialami mantan Kepala Polri, Jenderal Tito Karnavian. Ia diganti tanpa menunggu usia pensiun. Tito kini menjadi Menteri Dalam Negeri sejak Oktober 2019. 

Soal kandidat KSAD. Memang ada dua Letnan Jenderal lainnya dari abituren Akmil 1987 yang masih berpeluang menjadi KSAD, namun usia pensiunnya paling lama kurang dari 1,5 tahun lagi. Paling muda adalah Letjen TNI Muhammad Herinda (Wakil Menteri Pertahanan) yang pensiunnya Desember 2022. Begitu juga Letjen TNI Bakti Agus Fadjari (Wakil KSAD), pensiun September 2022.

Beberapa sisanya termasuk dari abituren Akmil 1986, tahun ini akan pensiun dari dinas militer. Sehingga tipis sekali peluangnya untuk menjadi KSAD. Kecuali apabila Presiden Joko Widodo akan membuat kejutan, misalnya menjadikan lulusan terbaik Akmil 1987, Letjen Herindra atau Letjen Bakti Agus Fadjari (mantan Pangdam Diponegoro serta Danrem Solo) sebagai KSAD.

Namun kejutan itu otomatis akan menggangu sirkulasi regenerasi TNI. Mengingat Andika juga berasal dari abituren Akmil 1987. Sama seperti ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan Budiman (lulusan terbaik Akmil 1978) sebagai KSAD di saat usia pensiunnya tinggal satu tahun lagi.

Kini, setidaknya ada empat Letnan Jenderal yang bersaing ketat untuk menduduki jabatan KSAD. Keempat kandidat KSAD itu adalah yang pernah menjadi panglima Kodam dan usia pensiunnya masih dua tahun lebih. Mereka adalah lulusan Akmil 1988-A, 1988-B dan 1989. Kebetulan semuanya berasal dari Korps Infanteri.

Siapa mereka?

1.    Panglima Kostrad, Letjen Dudung Abdurachman (Akmil 1988-B)

2.    Kepala Staf Umum TNI, Letjen Eko Margiyono (Akmil 1989)

3.    Komandan Pussenifad,Letjen Arif Rahman (Akmil 1988-A)

4.    Komandan Pusterad, Letjen Teguh Arief Indratmoko (Akmil 1988-B).

Dari abituren Akmil 1988-A ada juga Letjen Agus Rohman yang kini menjabat Panglima Kogabwilhan III TNI. Namun pada September 2021 ini, Agus Rohman akan pensiun. Sehingga peluangnya tidak ada lagi.

Sementara Letjen Eko Margiyono paling duluan menjadi Letnan Jenderal dan paling muda dibandingkan tiga kandidat kuat lainnya. Baik dari segi lulusan Akmil maupun dari usianya. Usia pensiun Eko masih panjang, sekitar empat tahun lagi. Sehingga, apabila tidak menjadi KSAD tahun ini, Eko masih punya peluang menjadi KSAD berikutnya.

Kembali kepada doa Ny Karlinah Umar Wirahadikusumah. Apakah Letjen Dudung akan kembali mendapatkan promosi menjadi KSAD dalam waktu dekat ini? Kita tunggu saja episode selanjutnya.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement