Senin 07 Jun 2021 21:53 WIB

Klaster Sekolah, 27 Siswa SMA 1 Padang Panjang Positif Covid

27 orang di SMAN 1 Padang Panjang positif dan itu semuanya siswa atau pelajar.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sebanyak 27 orang pelajar di SMAN 1 Kota Padang Panjang dinyatakan positif Covid-19. Karena sudah menjadi klaster, Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang yang sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah menutup sementara aktivitas sekolah. "27 orang di SMAN 1 Padang Panjang positif dan itu semuanya siswa atau pelajar," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang Ali Tabrani, Selasa (7/6).

Ali menjelaskan adanya kasus Covid-19 di SMA 1 Padang Panjang ini berasal dari proses rapid antigen yang dilaksanakan pertama kali pada Jumat (21/5) lalu. Rapid antigen ini diikuti 251 siswa sebagai syarat bisa mengikuti proses belajar di sekolah secara tatap muka. Dari hasil rapid antigen tersebut, 248 orang dinyatakan non-reaktif dan 3 orang reaktif. Atas permintaan orang tua, menurut Ali, siswa yang reaktif ini diisolasi di ruang khusus di sekolah.

Baca Juga

Pada Senin (24/5), pihak sekolah bekerja sama dengan Dinas Kesehatan melakukan tes swab terhadap siswa yang reaktif antigen ini. Keesokan harinya didapatkan hasil tiga siswa tersebut positif covid. Dari tiga orang itu, satu siswa putra diisolasi di sekolah dan dua orang siswi putri ditangani dengan isolasi mandiri di rumah.

Usai mendapati kabar tiga orang pelajar positif, pihak sekolah dan Dinkes melakukan tracking dan diperoleh enam orang terlibat kontak erat. Setelah dites dengan rapid antigen, didapati lagi tambahan dua orang reaktif. Dua orang itupun kemudian dinyatakan positif setelah dites swab.

Dinkes dan sekolah terus mengembangkan tracking dan testing sehingga kemudian didapati sampai hari ini sudah 27 orang pelajar SMA N 1 Padang Panjang positif covid.

Ali Tabrani mengatakan adanya klaster SMA N 1 Padang Panjang tidak mengganggu pembelajaran tatap muka di sekolah lain di daerah Serambi Mekkah tersebut. Sekolah lain menurut dia tetap melanjutkan sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat. 

"SMP sekarang kan sedang ujian naik kelas. Itu tetap lanjut dengan catatan harus dengan prokes. Yang ditutup sementara hanya sekolah yang sudah menjadi klaster," ucap Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement