Senin 07 Jun 2021 19:43 WIB

Dampak Libur Lebaran, Kasus Covid-19 di Solo Meningkat

Terdapat penambahan kasus Covid-19 sebanyak 223 orang dalam sepekan terakhir

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas medis menjemput warga yang terpapar COVID-19 di Kampung Sumber RT 06 /RW 07, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/5/2021). Berdasarkan hasil uji tes Antigen, sebanyak 41 warga setempat terkonfirmasi positif COVID-19 yang diduga terpapar dari klaster buka bersama (bukber) saat Ramadhan.
Foto: Antara/Maulana Surya
Petugas medis menjemput warga yang terpapar COVID-19 di Kampung Sumber RT 06 /RW 07, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Rabu (19/5/2021). Berdasarkan hasil uji tes Antigen, sebanyak 41 warga setempat terkonfirmasi positif COVID-19 yang diduga terpapar dari klaster buka bersama (bukber) saat Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Kasus penyebaran Covid-19 di Kota Solo kembali mengalami peningkatan cukup signifikan dalam sepekan terakhir. Peningkatan itu diperkirakan dampak dari libur Lebaran dan pascalebaran.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, terdapat penambahan kasus Covid-19 sebanyak 223 orang dalam sepekan terakhir terhitung 1-7 Juni 2021. Jumlah kasus aktif per Senin (7/6) mencapai 355 orang, dengan rincian 84 menjalani rawat inap dan 271 isolasi mandiri/terpusat.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan, tren penyebaran Covid-19 di Solo cenderung masih meningkat, tetapi tidak sedrastis daerah lain di sekitarnya. Menurutnya, kenaikan kasus Covid-19 juga terjadi di kabupaten sekitar Solo. Hal itu lantaran masyarakat masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan (prokes).

"Kami tidak memungkiri itu akibat dari liburan libur lebaran dan pascalebaran. Kalau ini dampak dari pascalebaran. Sebenarnya kalau lihat dampak pascalebaran puncaknya akan terlihat di akhir Juni. Tapi ini sudah mulai kelihatan," terang Ahyani kepada wartawan, Senin (7/6).

Ahyani menyatakan, tren pasien Covid-19 bergejala yang dirawat juga meningkat, meskipun masih di bawah 100 orang. Sebelumnya, pasien Covid-19 yang dirawat di kisaran 60-70 orang, saat ini mencapai 84 orang. Pasien Covid-19 di Solo masih didominasi orang tanpa gejala (OTG) yang menjalani isolasi mandiri maupun terpusat di Asrama Haji Donohudan Kabupaten Boyolali.

"Kalau trennya yang dirawat di rumah sakit memang bertambah satu-dua, memang dulu pernah menyentuh angka terendah di sekitar 60-an. Tapi ini kembali naik di 80 orang yang dirawat. Tapi yang dari luar kota juga banyak," imbuh Sekretaris Daerah (Sekda) Solo tersebut.

Diaa menambahkan, Pemkot Solo masih mengandalkan Asrama Haji Donohudan sebagai gempat isolasi bagi pasien tanpa gejala. Namun, jika terjadi kenaikan kasus dan tambahan pasien OTG dari daerah lain ke Donohudan, maka Pemkot memiliki alternatif membuka kembali Solo Techno Park (STP) sebagai tempat karantina bagi OTG.

"Sarana prasarana sudah stand by semua di STP. Di sana itu bisa dimaksimalkan sampai 200 bed. Kalau yang sudah ready sekitar 60-70 bed," katanya.

Di samping itu, Pemkot bakal melihat tren penyebaran Covid-19 cenderung naik atau turun lagi dan melakukan evaluasi setiap dua pekan. Nantinya, jika tren penyebaran semakin meningkat, maka kegiatan masyarakat bakal diperketat lagi. Selain itu, Pemkot juga melakukan pengawasan, terutama pendisiplinan masyarakat untuk memakai masker dan mengurai kerumunan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, hal terpenting saat ini yakni kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Dia meminta agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik, sambil tetap disiplin menjalankan prokes."Semua orang harus mempunyai kontribusi terhadap pengendalian Covid-19, yang bisa dilakukan masyarakat yaitu prokes," kata Siti.

Menurutnya, jika terjadi lonjakan kasus signifikan, maka Pemkot bakal meminta rumah sakit menambah tempat tidur pasien Covid-19 serta penambahan ventilator. Namun, jika protokol kesehatan tidak dijalankan masyarakat, lanjutnya, maka benteng yang dibangun kokoh akan tetap jebol.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement