IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA) mendorong kajian strategis sains dan agama dalam rangka mempersiapkan program penyelenggaraan ibadah haji pada tahun berikutnya.
"Kami mendorong kajian strategis terkait kondisi yang akan dihadapi untuk tahun ke depan. Kajian ini tidak hanya soal agama," kata Ketua Umum PBMA Embay Mulya Syarief dalam keterangan secara tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad (7/6).
Ia mengatakan tinjauan dapat dilakukan pada aspek psiko-sosiologis serta politik internasional. Misalnya dalam hal kesepakatan pengunaan vaksin yang diakui Kerajaan Arab Saudi.
"Karena sejauh ini hanya 11 negara yang boleh masuk ke sana," katanya.
Selain itu Embay juga mendorong kajian dari sisi ekonomi untuk mengukur dampak pembatalan haji terhadap pelaku usaha. "Perlu ada kolaborasi dan titik temu antara science dengan agama," katanya.
PBMA juga memberikan sikap atas Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 Hijriah/2021 Masehi.