Senin 07 Jun 2021 13:51 WIB

5 Prinsip Menjaga Lisan Menurut Imam Al-Ghazali

Umat Islam sebaiknya melakukan segala upaya untuk menjaga lisan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Imam Al-Ghazali (ilustrasi).
Foto: encyclopedia.com
Imam Al-Ghazali (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Menjaga lisan termasuk hal yang paling sulit dikendalikan. Sebab, lisan paling banyak menimbulkan kerusakan dan permusuhan. Oleh karena itu, umat Islam sebaiknya melakukan segala upaya untuk menjaga lisan. Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin menjelaskan 5 prinsip pentingnya menjaga lisan.

Pertama, ucapan lisan akan berpengaruh pada seluruh anggota tubuh lain terhadap diberikannya taufik, bimbingan untuk ketaatan. Pengertian tersebut diperjelas oleh riwayat dari ulama Malik bin Dinar. Dia berkata “Apabila kau merasakan kerasnya hatimu dan kelemahan pada tubuhmu, serta rezekimu terhalang, ketahuilah bahwa itu karena kau telah mengucapkan perkataan yang tidak memberi manfaat padamu.”

Prinsip kedua, umat Islam dianjurkan menjaga waktunya karena banyak perkataan dari manusia selain zikir kepada Allah, cenderung mengarah pada obrolan yang sia-sia. Ketiga, umat Islam diajarkan untuk selalu memelihara amalan shaleh. Sebab, apabila seseorang tidak menjaga lisannya dan terlalu banyak bicara, dia akan terjebak dalam gibah atau menggunjing keburukan orang lain.

Menjaga lisan juga menyelamatkan seseorang dari bencana di dunia atas perkataan yang telah diucapkannya. Ulama mahsyur Sufyan Tsauri mengatakan “Janganlah mengeluarkan perkataan yang dapat mematahkan gigi-gigimu.”

Prinsip terakhir, umat Islam hendaknya selalu mengingat kesengsaraan dan hukuman di akhirat akibat tidak menjaga lisan. Dalam hal ini ada satu poin penting, ada kalanya lisan seseorang mengucapkan perkataan yang diharamkan dan ada kalanya lisan seseorang mengucapkan perkataan mubah, baik berupa omong kosong dan tidak ada manfaatnya.

Allah berfirman dalam surat Al-Hujurat ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement