Senin 07 Jun 2021 09:46 WIB

IHSG Dibuka Naik di Awal Pekan

IHSG dibuka menguat ke level 6.075,50.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/5/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona positif pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin, (7/6). IHSG mengawali pekan ini dengan dibuka menguat ke level 6.075,50 setelah pada perdagangan akhir pekan lalu mengalami pelemahan. 

Phillip Sekuritas Indonesia, indeks saham di Asia pagi ini dibuka karena mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street. "Penguatan didorong oleh redupnya kehawatiran bahwa overheating pada ekonomi AS akan meyebabkan pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat oleh the Fed," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (7/6).

Data Non-Farm Payrolls (NFP) memperlihatkan ekonomi AS menambah 558 ribu tenaga kerja baru selama Mei di tengah tingginya tingkat vaksinasi. Meski angka ini lebih tinggi dari pencapaian pada bulan April, namun masih berada di bawah konsensus. 

Selanjutnya, Tingkat Pengangguran di AS turun menjadi 5,8 persen dari 6,1 persen di bulan April dan lebih rendah dari estimasi 5,9 persen. Rata-rata Upah per jam tumbuh 0,2 persen secara bulanan dan 2,0 persen secara tahunan. 

Pada Sabtu lalu, negara maju yang tergabung dalam G7 mencapai kesepakatan atas tingkat pajak korporasi global minimal 15 persen. Dengan demikian, korporasi multinasional seperti Amazon, Facebook dan Google harus membayar pajak dalam jumlah yang lebih besar di setiap negara tempat mereka beroperasi.

"Investor akan memantau dampak dari kebijakan ini, khususnya terhadap perusahaan di sektor Teknologi meskipun akan sangat sulit bagi hasil pertemuaan Menteri keuangan G7 ini untuk mendapat persetujuan dari seluruh negara anggota G20," tulis riset.

Dari sisi makroeknomi, menurut Phillip Sekuritas Indonesia, hari ini investor menantikan rilis data Neraca Perdagangan bulan Mei China. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement