Senin 07 Jun 2021 06:18 WIB

Inggris Berpotensi Batalkan Pencabutan Lockdown

Sejauh ini Inggris telah mencatatkan 4,5 juta kasus Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Pejalan kaki menyeberang jalan di Jembatan Southwark selama jam sibuk pagi hari di London, Senin (11/5.2021). Inggris berpotensi membatalkan pencabutan karantina wilayah (lockdown) yang dijadwalkan dilakukan pada 21 Juni mendatang.
Foto: AP / Kirsty Wigglesworth
Pejalan kaki menyeberang jalan di Jembatan Southwark selama jam sibuk pagi hari di London, Senin (11/5.2021). Inggris berpotensi membatalkan pencabutan karantina wilayah (lockdown) yang dijadwalkan dilakukan pada 21 Juni mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Inggris berpotensi membatalkan pencabutan karantina wilayah (lockdown) yang dijadwalkan dilakukan pada 21 Juni mendatang. Hal itu sehubungan dengan masih adanya peningkatan kasus baru Covid-19 di sana.

“Terlalu dini untuk membuat keputusan akhir tentang itu (pencabutan lockdown pada 21 Juni),” kata Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock dalam sebuah pernyataan pada Ahad (6/6).

Baca Juga

Hancock mengungkapkan, ada dampak sangat signifikan dari varian delta Covid-19 yang pertama kali terdeteksi di India selama sebulan terakhir. Kendati terdapat peningkatan kasus baru, Hancock menyebut tingkat kematian dan rawat inap mulai mendatar. Hal itu yang membuat otoritas di sana mempertimbangkan pencabutan lockdown pada 21 Juni mendatang.

Hancock mengatakan, dia dan Perdana Menteri Boris Johnson beserta tim akan meninjau semua data selama sepekan ini. “Kami telah mengatakan bahwa kami akan memberi orang cukup waktu sebelum 21 Juni. Kami tidak mengatakan ‘tidak’ hingga 21 Juni saat ini,” ujarnya.

Dia menekankan pentingnya setiap warga Inggris menerima dua dosis vaksin Covid-19. Sebab, data menunjukkan, hal tersebut dapat melindungi secara efektif terhadap varian delta. Hancock mengatakan, peluncuran vaksinasi cepat di Inggris telah melemahkan, tapi tidak memutuskan, hubungan antara virus, rawat inap, dan kematian.

Sejauh ini Inggris telah mencatatkan 4,5 juta kasus Covid-19. Sebanyak 128 ribu warga di sana telah meninggal akibat terinfeksi virus korona.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement