Ahad 06 Jun 2021 19:10 WIB

Telur Elang Jawa Menetas di Gunung Ciremai

terlihat ada anak Elang Jawa berusia sekitar satu minggu bersama induk di sarangnya

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Muhammad Akbar
Siti Nurbaya melakukan pelepasliaran satwa Elang Jawa di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/6). Satwa Elang Jawa yang dijadikan representasi Burung Garuda Pancasila dilepasliarkan sebagai perlambang lahirnya Pancasila yang menjaga Bangsa Indonesia dari perpecahan.
Foto: Kemenhut RI
Siti Nurbaya melakukan pelepasliaran satwa Elang Jawa di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/6). Satwa Elang Jawa yang dijadikan representasi Burung Garuda Pancasila dilepasliarkan sebagai perlambang lahirnya Pancasila yang menjaga Bangsa Indonesia dari perpecahan.

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Satwa penghuni Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) bertambah dengan menetasnya telur Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Keberhasilan Elang Jawa dalam berkembang biak itu menunjukkan kualitas ekosistem TNGC dalam keadaan yang baik.

Kehadiran anak Elang Jawa tersebut disampaikan secara resmi oleh Balai TNGC (BTNGC). Dalam keterangan tertulis dijelaskan penetasan ini diketahui dari hasil pemantauan pada 28 Mei 2021 oleh tim monitoring Elang Jawa BTNGC bersama Masyarakat Peduli Api (MPA) dan seorang mahasiswa S2 IPB University, Steven.

Saat itu, terlihat ada anak Elang Jawa berusia sekitar satu minggu bersama induk di sarangnya. Anakan itu merupakan keturunan sepasang Elang Jawa, yang sebelumnya terpantau tidak jauh dari sarang tersebut pada September 2020.

Humas BTNGC, Agus Yudhantara, mengatakan, pemantauan lanjutan untuk mengetahui perkembangan anak burung itu akan terus dilakukan.

‘’Iya terus dipantau, minimal satu bulan satu kali dan kita pasang kamera trap,’’ ujar Agus kepada Republika, Ahad (6/6).

Elang Jawa merupakan salah satu top predator atau pemangsa tingkat puncak penghuni kawasan TNGC. Keberadaan satwa itupun menjadi salah satu pertimbangan penunjukkan kawasan hutan Gunung Ciremai menjadi taman nasional pada 2004.

Sejak 2011 hingga saat ini, BTNGC rutin memonitoring lokasi yang terindikasi menjadi habitat satwa tersebut. Ada sepuluh lokasi monitoring Elang Jawa di kawasan itu. Yakni, enam lokasi berada di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan dan empat lokasi di SPTN Wilayah II Majalengka.

Anggota tim monitoring Elang Jawa BTNGC, Hendra Purnama, mengungkapkan, dari hasil pemantauan selama dua hari, diketahui anak Elang Jawa berbulu putih itu terlihat sesekali berdiri. Sedangkan induknya mengawasi sarang dengan radius 30 meter.

Selain itu, terpantau pula induk dan anaknya bersama di sarang dengan posisi waspada dan sesekali induk keluar sarang.

‘’Jumlah individu Elang Jawa di SPTN Wilayah II Majalengka saat ini paling sedikit ada 12 individu,’’ terang Hendra.

Sementara itu, menetasnya telur Elang Jawa itu disambut antusias Kepala BTNGC, Kuswandono.

‘’Suksesnya Elang Jawa melakukan perkembangbiakan menunjukkan kualitas ekosistem TNGC dalam keadaan yang baik,’’ tukas Kuswandono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement