Ahad 06 Jun 2021 10:58 WIB

Aktivitas Belanja Daring Gen Z Meningkat dalam 3 Bulan Terakhir

Konsumsi layanan digital Gen Z meningkat sebagai akibat dari pandemi

Rep: Herning Banirestu (swa.co.id)/ Red: Herning Banirestu (swa.co.id)
Aktivitas Belanja Daring Gen Z Meningkat dalam 3 Bulan Terakhir
Aktivitas Belanja Daring Gen Z Meningkat dalam 3 Bulan Terakhir

Hasil survei Katadata Insight Center (KIC) menemukan bahwa konsumsi layanan digital Gen Z meningkat sebagai akibat dari pandemi. Peningkatan terlihat dari adanya pengguna baru layanan online atau daring, serta perilaku responden yang menyatakan akan terus menggunakan layanan digital, bahkan setelah pandemi. Survei juga menunjukkan bahwa selama tiga bulan terakhir 57% responden merupakan pengguna aktif situs ecommerce, 36% menggunakan layanan pengiriman makanan, dan 23% menggunakan layanan pengiriman bahan makanan. Berikut ini penjelasan lebih rinci untuk masing-masing layanan digital tersebut.

“Survei ini menyorot pola konsumsi layanan digital di kalangan generasi Z (Zoomers Indonesia). Kami fokus pada mereka karena mereka lahir dan besar di tengah era teknologi yang berkembang pesat, dengan lahirnya media sosial dan internet. Selain mewakili sebagian besar penduduk Indonesia, mereka juga memiliki daya beli yang cukup tinggi, ” kata Stevanny Limuria, Head of Research KIC menjelaskan latar belakang penelitian ini.

Secara detil disampaikan Stevanny, hasil survei menunjukan 57% Gen Z telah menggunakan ecommerce dalam tiga bulan terakhir, dan 81% di antaranya berbelanja di platform ecommerce setidaknya sebulan sekali. Pengguna ecommerce menilai penggunaan layanan ini praktis (74%), memiliki pilihan produk banyak (62%), dan risiko tertular Covid-19 kecil (60%).

Kemudian, 50% Gen Z dalam survei ini menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan layanan pengiriman makanan online. Di antara mereka yang pernah menggunakan layanan pesan-antar makanan sebelumnya, 71% di antaranya mengatakan bahwa mereka telah aktif menggunakan layanan pesan-antar makanan dalam 3 bulan ini. Ada beberapa alasan mereka menggunakan layanan digital untuk pesan-antar makanan, seperti praktis, tidak sempat memasak, dan bosan dengan makanan rumahan.

"Menariknya, survei menemukan bahwa 44% pengguna pengantaran makanan Gen Z adalah pengguna baru yang baru mulai menggunakan layanan ini selama pandemi, dan 90% dari mereka menyatakan bahwa mereka ingin untuk terus menggunakan layanan pengiriman makanan setelah pandemi," kata Stevanny.

Dan dalam hal belanja grocery, juga mengalami peningkatan sangat signifikan selama pandemi sebagai akibat dari banyaknya orang yang berdiam diri di rumah. Adopsi penggunaan pengiriman bahan makanan di kalangan masyarakat Indonesia terbilang baru jika dibandingkan dengan penggunaan ecommerce dan pengiriman makanan dengan hanya 32% Gen Z yang pernah menggunakannya sebelumnya. Namun, Stevanny mengatakan 60% dari mereka mengakui baru saja beralih ke layanan online selama pandemi dan 88% mengatakan mereka akan terus menggunakan atau meningkatkan frekuensi penggunaan layanan ini di masa mendatang.

Survei tersebut juga menemukan bahwa Generasi Z cenderung mengunggulkan pemain utama di 3 kategori tersebut. Dalam pengiriman makanan, 50% dari peserta survei memilih GrabFood sebagai penyedia layanan pesan-antar makanan online yang paling sering mereka gunakan dalam 3 bulan terakhir. Kemudian diikuti oleh gofood (46%), ShopeeFood (3%), dan Maximfood (<1%).

"Maxim baru beroperasi kembali dalam pandemi ini, setelah sebelumnya tersandung aturan tarif," tambah Stevanny. Peserta survei yang memilih GrabFood dan gofood sebagai penyedia layanan pengiriman pilihan mereka menunjukkan penawaran promo, biaya pengiriman yang lebih rendah, dan kemudahan penggunaan aplikasi sebagai 3 alasan utama untuk memilih penyedia tersebut, menunjukkan sifat yang sangat kompetitif dari industri pengiriman makanan online. Pertimbangan penting lainnya adalah metode pembayaran dan jenis pilihan makanan.

Untuk pengiriman online groceries, survei menemukan bahwa Shopeemart, gomart, dan GrabMart adalah tiga layanan yang paling banyak digunakan dalam 3 bulan terakhir. "Di antara ketiganya, GrabMart adalah pemain baru, yang baru diluncurkan saat pandemi. Meskipun demikian, saat ini GrabMart menjadi pilihan yang disukai di antara 17% responden. Shopeemart dan gomart - yang sudah ada lebih lama - disukai oleh 36% dan 16% dari konsumen masing-masing," kata Stevanny. Preferensi merek didorong oleh kemudahan penggunaan, promo/diskon, dan kecepatan pengiriman.

Untuk e-Commerce, 86% peserta survei menyatakan pernah menggunakan Shopee sebelumnya, disusul 53% yang pernah menggunakan Lazada, dan 50% yang pernah menggunakan Tokopedia. Shopee juga menjadi yang teratas, dalam hal situs e-Commerce yang paling sering digunakan.

Dalam memilih ecommerce, pengguna generasi Z menunjukkan tiga alasan utama berikut untuk lebih sering memilih platform tertentu, yaitu: promo/diskon (65%), aplikasi yang mudah digunakan (61%), dan harga produk lebih murah (54%).

Pada masa mendatang, menurut Stevanny, penggunaan platform belanja online diperkirakan akan semakin meningkat dengan 42% generasi Z mengatakan akan lebih sering menggunakannya dalam 6 bulan ke depan. “Namun, dengan begitu banyak pemain besar di industri ini, persaingan akan semakin ketat dalam memperebutkan ceruk pasar ini,” imbuhnya.

Survei KIC ini dilakukan secara online terhadap 1.146 responden antara 13 - 18 April 2021 dan melibatkan responden berusia 18-29 tahun dari Jabodetabek, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, Semarang, Denpasar, dan Yogyakarta. Sebanyak 82% responden berusia 18-26 tahun atau dikenal dengan Generasi Z.

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement