Ahad 06 Jun 2021 06:18 WIB

Facebook Tutup Akun Trump Hingga 2023

Trump mengatakan bahwa keputusan Facebook telah melukai warga AS yang mendukungnya.

Rep: Rizky Jaramaya/Reuters/ Red: Fernan Rahadi
Mantan Presiden AS, Donald Trump
Foto: AP
Mantan Presiden AS, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Facebook pada Jumat (4/6) menyatakan menutup akun mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hingga Januari 2023. Facebook juga mengumumkan perubahan tentang cara mereka memperlakukan para pemimpin dunia yang melanggar aturan di situsnya.

Facebook telah menangguhkan akun Trump sehari setelah kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari lalu. Trump telah menyerukan sebuah hasutan sehingga para pendukungnya menggeruduk Capitol Hill, yang menyebabkan pecahnya kerusuhan dan korban. 

Dalam sebuah pernyataan, Facebook mengatakan penangguhan itu akan berlangsung setidaknya dua tahun sejak tanggal pemblokiran awal dan hanya akan dicabut jika risiko terhadap keselamatan publik telah surut. Trump mengkritik keputusan itu sebagai bentuk penyensoran dan penghinaan terhadap pemilihnya. Akun media sosial milik Trump telah diblokir secara permanen oleh Twitter, dan tetap ditangguhkan oleh YouTube Alphabet setelah kerusuhan.  

 "Mengingat beratnya keadaan yang menyebabkan penangguhan Trump, kami percaya tindakannya merupakan pelanggaran berat terhadap aturan kami yang pantas mendapatkan hukuman tertinggi di bawah protokol penegakan baru," kata Kepala Urusan Global Facebook, Nick Clegg.

Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Trump mengecam keputusan Facebook yang menangguhkan akunnya selama dua tahun ke depan. Trump juga mengatakan bahwa keputusan Facebook telah melukai warga AS yang mendukung dirinya dalam pemilihan presiden tahun lalu.

"Putusan Facebook adalah penghinaan terhadap 75 juta orang dan ditambah banyak lainnya, yang memilih kami dalam Pemilihan Presiden yang Dicurangi 2020. Mereka seharusnya tidak diizinkan untuk lolos dari penyensoran dan pembungkaman ini, dan pada akhirnya, kita akan menang. Negara kita tidak dapat menerima penyalahgunaan ini lagi. Beberapa penyelidikan belum menemukan bukti kecurangan pemilu," kata Trump.

"Ketika saya kembali di Gedung Putih, tidak akan ada lagi makan malam dengan Mark Zuckerberg dan istrinya, jika ia meminta. Semua akan tentang bisnis saja," kata Trump menambahkan.

Facebook mengatakan akan bekerja dengan para ahli untuk memutuskan kapan risiko keamanan publik telah mereda, sehingga akun Trump dapat dipulihkan. Facebook akan mengevaluasi berbagai faktor termasuk contoh kekerasan, pembatasan pertemuan damai, dan penanda kerusuhan sipil lainnya. Facebook juga akan menjatuhkan serangkaian sanksi jika Trump melanggar aturan lebih lanjut yang dapat menyebabkan akunnya ditangguhkan secara permanen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement