Sabtu 05 Jun 2021 17:14 WIB

Afghanistan Hadapi Lonjakan Kasus Covid

Dalam sebulah terakhir peningkatan kasus dari 8 persen menjadi 60 persen.

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang pasien terhubung ke tangki oksigen di Rumah Sakit Penyakit Menular Afghanistan-Jepang, untuk COVID-19 pasien di Kabul, Afghanistan, Kamis 18 Juni 2020. Media Afghanistan melaporkan minggu lalu bahwa beberapa pasien COVID-19 meninggal di rumah sakit pemerintah karena kekurangan oksigen medis, meskipun pemerintah membantah laporan tersebut.
Foto: AP / Rahmat Gul
Seorang pasien terhubung ke tangki oksigen di Rumah Sakit Penyakit Menular Afghanistan-Jepang, untuk COVID-19 pasien di Kabul, Afghanistan, Kamis 18 Juni 2020. Media Afghanistan melaporkan minggu lalu bahwa beberapa pasien COVID-19 meninggal di rumah sakit pemerintah karena kekurangan oksigen medis, meskipun pemerintah membantah laporan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Afghanistan tengah berjuang menghadapi lonjakan kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) di negara itu. Pada saat yang sama, distribusi vaksin untuk mencegah penyakit wabah ini tengah terhenti.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberitahukan bahwa tiga juta dosis yang seharusnya diterima Afghanistan pada April lalu tidak akan dikirimkan hingga Agustus mendatang. Kementerian Kesehatan negara itu telah melakukan sejumlah langkah diplomatik, meski belum mendapatkan Hasil yang diharapkan hingga saat ini.

Baca Juga

“Kami berada di tengah krisis. Saya sudah mendapat jawaban diplomatik, tetapi tidak ada dosis vaksin,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan, Ghulam Dastagir Nazari, dilansir Aljazirah, Sabtu (5/6).

Selama satu bulan terakhir, laju peningkatan kasus Covid-19 terbaru telah membanjiri sistem kesehatan Afghanistan, yang sudah berjuang di bawah beban konflik tanpa henti. Lonjakan telah disalahkan pada perjalanan yang tidak terganggu dengan India, membawa varian penyakit yang sangat menular.

Selain itu, tak sedikit warga Afghanistan yang tidak mempercayai Covid-19. hal ini membuat mereka enggan mempraktekkan protokol kesehatan yang ditetapkan selama pandemi seperti menggunakan masker dan menjaga jarak sosial.

Varian baru Covid-19 dari India, yang disebut dengan Delta telah menyebabkan tingkat kasus di Afghanistan meningkat tajam. Sebanyak 16 provinsi, serta Ibu Kota Kabul terdampak paling parah. Pekan ini, tingkat kasus baru yang terdaftar mencapai sebanyak 1.500 per hari, dibandingkan dengan 178 per hari pada 1 Mei.

Ranjang rumah sakit penuh dan dikhawatirkan pasokan alat oksigen semakin menipis , serta akan cepat habis. Menteri Luar Negeri Afghanistan, Haneef Atmar mengatakan seluruh duta besar, khususnya di negara-negara terdekat telah diperintahkan untuk mencari pasokan oksigen darurat.

Berdasarkan data resmi, Afghanistan telah mencatat total 78 ribu kasus Covid-19 dan lebih dari 3.000 kematian akibat pandemi. Tetapi angka-angka itu kemungkinan besar belum sepenuhnya, karena hanya mencatat kematian di rumah sakit, bukan jumlah yang jauh lebih besar yang meninggal di tempat lain seperti kediaman pribadi.

Dalam sebulan terakhir, persentase tes positif telah melonjak dari sekitar delapan persen menjadi 60 persen di beberapa bagian negara.  Berdasarkan rekomendasi WHO, jumlah yang lebih tinggi dari lima persen menunjukkan pejabat tidak melakukan pengujian yang cukup luas. Hal ini memungkinkan wabah menyebar tanpa terkendali. Di Afghanistan, dilaporkan hanya 3.000 tes dalam sehari dilakukan karena banyak warga menolak melakukan pengujian.

Saat ini, Afghanistan mengandalkan sumbangan vaksin AstraZeneca dari India dan pembelian vaksin Sinopharm dari China. Sekitar 600 ribu orang telah memiliki setidaknya satu dosis, sekitar 1,6 persen dari populasi 36 juta.

Dengan hanya 35 ribu dosis vaksin yang tersisa di negara itu, pihak berwenang terpaksa berhenti memberikan dosis pertama untuk menggunakan persediaan yang tersisa untuk memberikan suntikan kedua. Negara-negara miskin di seluruh dunia telah meminta vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement