Sabtu 05 Jun 2021 08:16 WIB

BPPTKG: Intensitas Gempa Merapi Masih Tinggi

Tidak dilaporkan lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu Merapi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dipotret dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (25/5/2021). Menurut data BPPTKG periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB secara visual Gunung Merapi yang saat ini berada pada tingkat aktivitas level III (siaga) tersebut teramati mengalami empat kali guguran lava pijar dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter ke arah barat daya.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran dipotret dari Turi, Sleman, D.I Yogyakarta, Selasa (25/5/2021). Menurut data BPPTKG periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB secara visual Gunung Merapi yang saat ini berada pada tingkat aktivitas level III (siaga) tersebut teramati mengalami empat kali guguran lava pijar dengan jarak luncur sekitar 1.500 meter ke arah barat daya.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas vulkanik Gunung Merapi diproyeksi masih cukup tinggi. Pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) 28 Mei-3 Juni 2021, intensitas kegempaan pekan ini masih lebih tinggi dari pekan lalu.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida melaporkan, awan panas guguran terjadi sebanyak tujuh kali. Jarak luncur maksimal sejauh 2.000 meter ke barat daya dan terekam di seismogram memiliki amplitudo maksimal 60 milimeter dan durasi 322 detik.

Sedangkan, guguran lava pijar teramati sebanyak 44 kali ke barat daya berjarak luncur maksimal 2.000 meter dan satu kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 600 meter. Cuaca umumnya cerah pada pagi dan malam, berkabut siang dan sore.

Volume kubah lava di sektor barat daya sebesar 1.325.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 11.600 meter kubik per hari. Analisis morfologi area puncak tenggara 3 Juni terhadap 28 Mei menunjukkan ada perbedaan tinggi kubah tengah satu meter.

"Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih tinggi dibandingkan pekan lalu," kata Hanik, Jumat (4/6).

Deformasi Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,9 sentimeter per hari. Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Kesimpulannya, aktivitas vulkanik masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif, sehingga status aktivitas masih ditetapkan tingkat siaga. Potensi bahaya kini berupa guguran lava pijar serta awan panas di sektor selatan-barat daya.

"Meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih maksimal lima kilometer dan tenggara Sungai Gendol tiga kilometer. Lontaran material vulkanik bila letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak," ujar Hanik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement