Jumat 04 Jun 2021 19:37 WIB

Fauci Minta China Rilis Catatan Medis Pekerja Lab Wuhan

Fauci ingin melihat rekam medis tiga orang yang dilaporkan sakit pada 2019.

Fauci ingin melihat rekam medis tiga orang yang dilaporkan sakit pada 2019 (Foto: ilustrasi)
Foto: AP
Fauci ingin melihat rekam medis tiga orang yang dilaporkan sakit pada 2019 (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pakar penyakit menular Amerika Serikat Dr Anthony Fauci meminta China merilis catatan medis sembilan orang yang penyakitnya mungkin memberikan petunjuk penting terkait COVID-19. Pasalnya COVID-19 pertama kali muncul sebagai akibat dari kebocoran laboratorium.

"Saya ingin melihat rekam medis dari tiga orang yang dilaporkan sakit pada 2019. Apakah mereka benar-benar sakit, dan jika ada, sakit apa?," ujar Fauci seperti dilaporkan Financial Times pada Kamis (3/6), dilansir dair reuters, Jumat (4/6).

Baca Juga

Asal usul virus corona diperdebatkan dengan panas oleh AS dan China. Sementara badan-badan intelijen Washington masih memeriksa laporan bahwa para peneliti di laboratorium virologi di Wuhan sakit parah pada 2019, sebulan sebelum kasus COVID-19 pertama dilaporkan.

Namun, para ilmuwan dan pejabat China secara konsisten menolak hipotesis kebocoran laboratorium. Mereka mengatakan virus itu bisa saja beredar di wilayah lain sebelum menyerang Wuhan dan bahkan mungkin memasuki China melalui pengiriman makanan beku impor atau perdagangan satwa liar.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, menolak berkomentar langsung apakah China akan merilis catatan sembilan orang itu. Tetapi, ia dengan tegas membantah kemungkinan bahwa laboratorium itu terkait dengan wabah COVID-19.

Selama pengarahan rutin pada Jumat, ia merujuk pada pernyataan 23 Maret dari Institut Virologi Wuhan yang mengatakan tidak ada staf atau lulusan yang dikonfirmasi telah tertular virus. Wang menegaskan kembali sikap China bahwa laporan kebocoran laboratorium adalah "teori konspirasi".

Financial Times melaporkan bahwa Fauci masih percaya bahwa virus tersebut pertama kali ditularkan ke manusia melalui hewan, menunjukkan bahwa bahkan jika para peneliti laboratorium memang terinfeksi COVID-19, mereka dapat tertular penyakit dari populasi yang lebih luas.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement