Jumat 04 Jun 2021 18:42 WIB

Satgas: Pasien Covid yang Meninggal Mayoritas adalah Pria

Satgas mengatakan pasien covid yang meninggal di Jakarta dan Jaktim mayoritas pria.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati  / Red: Bayu Hermawan
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melakukan audit kasus kematian pasien Covid-19 di dua provinsi yaitu DKI Jakarta dan di Jawa Timur (Jatim). Hasilnya, pasien Covid-19 yang meninggal dunia mayoritas berjenis kelamin pria.

Anggota Subbidang Optimalisasi Fasilitas Kesehatan Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Lusi Syamsi, menjelaskan pihaknya mendata semua sampel pasien sejak maret sampai 21 september 2020. Kemudian, dilakukan audit menggunakan penelitian deskriptif di dua provinsi yaitu Jatim dan DKI Jakarta karena sama-sama mengalami angka mortalitas yang tinggi. 

Baca Juga

"Kami ambil karakteristik pasien dan juga penyebab dasar meninggal berdasarkan sertifikat kematian yang ada di rekam medis," ucapnya saat diskusi virtual BNPB bertema Strategi Penanganan Kesehatan Berdasarkan Kajian Mortality Audit, Jumat (4/6).

"Dari hasil karakteristik pasien, rata-rata pasien (yang meninggal dunia akibat Covid-19) ini adalah pasien laki-laki, baik di rumah sakit rujukan dan non-rujukan di DKI Jakarta dan Jawa Timur," jelasnya.

Kemudian pihaknya mencatat dari segi usia terbagi dua. Pihaknya mencatat di DKI Jakarta lebih banyak berumur 60 tahun, sedangkan Jatim rata-rata berusia 46 hingga 59 tahun. Artinya, ia mengakui kematian pasien Covid-19 di Jatim memang lebih muda. 

Kemudian dari segi pekerjaan, pihaknya mencatat kematian pasien di DKI Jakarta yaitu dari kalangan pengurus rumah tangga, sementara di RS rujukan Jatim paling banyak didominasi oleh para karyawan. 

Ia menambahkan, pasien Covid-19 ini langaung menuju ke IGD rumah sakit untuk memeriksakan dirinya tanpa mengunjungi klinik terlebih dahulu. Ia menambahkan, mereka langsung datang ke IGD karena menyadari gejala yang dialami mirip dengan Covid-19. 

"Ini jadi alasan hampir semua (pasien) datang ke IGD karena alasan itu," katanya.

Selain langsung mendatangi IGD, ia menyebutkan pasien ini mengetahui terinfeksi virus ini setelah dokter melakukan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement