Jumat 04 Jun 2021 16:14 WIB

Melestarikan Identitas Islam di Negeri Melayu

Pada awal abad ke-14, orang-orang Melayu sudah mempraktikan hukum Islam.

  Masjid Selat Malaka di Malaysia. Salah satu masjid yang dianggap paling megah dan indah.
Foto: http://www.greenprophet.com
Masjid Selat Malaka di Malaysia. Salah satu masjid yang dianggap paling megah dan indah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Islam di Dunia Melayu (ICON-IMAD X) ke-10 di International Convention Center (ICC) di Berakas, Kamis kemarin. Konferensi internasional yang berlangsung selama dua hari ini menjadi wadah untuk membahas tantangan dan isu-isu di dunia Melayu dalam upaya melestarikan identitas Muslim Melayu, sekaligus menyoroti temuan penelitian tentang Muslim Melayu.

Tamu kehormatan Ketua Syari'e Hakim Pehin Orang Kaya Paduka Seri Utama Dato Paduka Seri Setia Ustaz Haji Awang Salim bin Haji Besar memimpin upacara pembukaan.

Baca Juga

Dekan Fakultas Usuluddin UNISSA Dr Lily Suzana binti Haji Shamsu selaku Ketua ICON-IMAD X mengatakan, konferensi tersebut merupakan rangkaian nota kesepahaman (MoU) yang telah diteken oleh Akademi Studi Islam, Pascasarjana Universiti Malaya dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tahun 2011.

“Setelah satu dekade, keanggotaan organisasi ICON-IMAD telah berkembang dari dua universitas di dua negara (Malaysia dan Indonesia) menjadi empat, termasuk Brunei Darussalam dan Thailand,” katanya seperti dilansir borneobulletin, Jumat (4/6).

 

Brunei Darussalam yang diwakili oleh UNISSA, pertama kali bergabung dengan ICON-IMAD pada tahun 2015, ketika diadakan di Pattani, Thailand. Kemudian pada tahun 2016, Brunei Darussalam menyelenggarakan konferensi ini untuk pertama kalinya.

Menurutnya, sebagai negara yang memiliki banyak kesamaan budaya, adat istiadat dan bahasa, ICON-IMAD X berfungsi sebagai platform untuk menciptakan dan memperkuat jaringan akademik dan intelektual antar ulama dalam memperkuat dan melestarikan akidah Islam di kawasan.

"Selain berbagi isu, tantangan dan pengalaman auntuk memperoleh manfaat yang dapat disesuaikan di tempat masing-masing,"kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement