Jumat 04 Jun 2021 13:59 WIB

UGM Serahkan Genose ke Ponpes Gus Baha

Bantuan ini diharapkan bisa membantu mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan santri.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Mas Alamil Huda
Seorang santri asal Kalbar menjalani tes GeNose C19 sebelum berangkat di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Seorang santri asal Kalbar menjalani tes GeNose C19 sebelum berangkat di Pelabuhan Dwikora, Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menyerahkan bantuan alat deteksi Covid-19 Genose C19 ke Ponpes Alquran Narukan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Bantuan ini diharapkan bisa membantu mencegah penyebaran Covid-19 di kalangan santri.

Rektor UGM Prof Panut Mulyono mengatakan, kunjungan ini sekaligus mengenalkan Genose C19 sebagai salah satu inovasi yang dihasilkan peneliti UGM. Yang mana, alat tersebut menjadi kontribusi untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 selama masa pandemi.

Alat yang sudah dikenal luas masyarakat ini sudah digunakan di beberapa stasiun kereta api, terminal, dan bandara. Alat ini diharapkan menjadi alternatif pilihan masyarakat untuk melakukan screening dan deteksi Covid-19 dengan harga yang lebih terjangkau.

Selain itu, kata Panut, Genose lebih mudah digunakan di lingkungan pesantren karena hanya menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Ia berharap, Genose bisa digunakan di lingkungan pesantren untuk mendeteksi jika ada paparan Covid-19.

"Kita berharap lingkungan pesantren terbebas dari Covid-19 dan nantinya selalu rutin melakukan screening kesehatan dan pemeriksaan rutin," kata Rektor.

Panut menambahkan, produksi Genose terus ditingkatkan seiring dengan tingginya permintaan masyarakat. Khusus di lingkungan pondok pesantren, UGM menggandeng Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU dalam pendistribusian Genose tersebut.

"Mudah-mudahan alat ini bisa dimanfaatkan dengan baik karena biaya relatif murah dan supaya pesantren terbebas dari Covid-19," ujar Panut.

Usai penyerahan, KH Bahaudin Nursalim atau Gus Baha menyampaikan apresiasi ke UGM karena ikut memperhatikan kesehatan santri dan santriwati pesantren melalui Genose. Ia menilai, Genose adalah karya anak bangsa yang patut dibanggakan Indonesia.

"Saya ikut bersyukur karena ini karya putra bangsa dari UGM. Semoga mewakili kebanggan semua rakyat Indonesia karena kita punya penemuan sendiri. Karya ini bentuk ikhtiar kita untuk bisa hasilkan sebuah alat deteksi Covid-19," kata Gus Baha.

Ia menambahkan, dengan kehadiran Genose masyarakat bisa mendapatkan pilihan alat deteksi yang lebih murah dan mudah digunakan. Bahkan, mampu menginspirasi banyak orang menghasilkan inovasi serupa agar bangsa Indonesia bisa mandiri.

"Semoga kita menjadi bangsa yang mandiri dalam percaturan komunitas global. Mewakili lingkungan pesantren, saya sangat mengapresiasi ini," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement