Jumat 04 Jun 2021 11:20 WIB

Pilar Agama dan Aksi Comeback Benzema

Keyakinan Benzema terhadap Islam itu terus membuatnya tetap kuat.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Penyerang Prancis Karim Benzema (kiri) merayakan gol yang dicetak Ousmane Dembele (kanan) dalam laga pemanasan Euro 2020 melawan Wales di Nice, Kamis (3/6) dini hari WIB.
Foto: EPA-EFE/SEBASTIEN NOGIER
Penyerang Prancis Karim Benzema (kiri) merayakan gol yang dicetak Ousmane Dembele (kanan) dalam laga pemanasan Euro 2020 melawan Wales di Nice, Kamis (3/6) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, Karim Benzema akhirnya kembali merasakan membela tim nasional untuk kali pertama sejak Oktober 2015. Hampir enam tahun sudah penyerang Real Madrid itu absen membela timnas usai tampil penuh selama 90 menit melawan Wales.

Selama pertandingan persahabatan tersebut, Benzema jadi ujung tombak serangan Le Bleus bersama Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann. Memang, pemain berusia 33 tahun itu tidak mencetak gol dalam laga ini.

Namun, pemain beragama Islam itu sama sekali tak terlihat canggung dalam pertandingan. Benzema bahkan paling tidak memiliki tiga peluang emas, salah satunya melalui tendangan penalti. Tapi, eksekusinya mampu ditepis oleh kiper Danny Ward.

Benzema juga hampir menandai debutnya bersama timnas kali ini dengan gol jika tendangannya pada babak kedua tak membentur tiang gawang. Tapi, bola muntah hasil tendangan pemain kelahiran Lyon itu dimanfaatkan oleh Ousmane Dembele jadi sebuah gol, hingga akhirnya Prancis menang 3-0.

''Saya punya perasaan yang sangat baik, dengan pekerjaan sepekan yang bagus. Kebanggaan yang tinggi, kebahagiaan dan hasrat untuk bermain, dan menunjukkan apa yang saya lakukan di lapangan,'' ungkap Benzema, dikutip dari Goal, Kamis (3/6).

Pertandingan melawan Wales ini merupakan buah dari kesabaran dan ketabahan Benzema selama masa sulitnya bersama timnas Prancis. Pemain berdarah Aljazair itu terus berusaha membuktikan dirinya layak kembali masuk skuad si Ayam Jantan.

Semua itu, ia menambahkan, berkat keluarga dan keyakinannya terhadap Islam. Keyakinannya terhadap Islam itu terus membuatnya tetap kuat. Di samping dukungan dari orang tua dan keluarga.

''Keyakinan saya juga membuat saya fokus setiap hari. Itu memberikan saya keuntungan dan itu kekuatan buat saya, untuk keluarga saya, termasuk pekerjaan saya, untuk segalanya,'' ujar Benzema, dikutip dari Vogue.

Menurut Benzema, agama adalah pilar penting dalam kehidupan, yang selalu membimbingnya selama ini. Meskipun tinggal di Prancis, ia tidak ingin melupakan dari mana dirinya berasal. Karena itu, untuk bisa terus maju, ia merasa fondasi agama sangat penting. Hal inilah yang ia ingin dua anaknya miliki dalam kehidupan.

''Saya berharap itu akan selalu menjadi bagian dari mereka, dan saat dalam keraguan, mereka bisa merujuk nilai tersebut dan agama mereka,'' ujar dia menjelaskan.

Sama seperti Muslim lainnya, Benzema juga tetap puasa selama bulan Ramadhan. Padahal, bulan Ramadhan terakhir, ia harus menjalani pertandingan penting, baik di La Liga Spanyol maupun Liga Champions.

Benzema jadi pilar utama lini serang Los Blancos sejak ditinggal Cristiano Ronaldo. Namun, aktivitas puasa tidak membuat performanya di lapangan mengendur. Musim ini, ia telah mencetak 23 gol dalam 34 pertandingan di La Liga, termasuk sembilan assist.

Sementara di Liga Champions, ia telah mencetak enam gol dari 10 pertandingan. Hal ini membuktikan Benzema tetap bisa bersaing di level tertinggi, meski usianya tak lagi muda. Justru, pemain yang memiliki tinggi 1,84 meter itu makin trengginas di lapangan.

Hal inilah yang membuat pendukung timnas Prancis terus mendesak Federasi Sepak Bola Prancis, termasuk Deschamps, untuk memanggilnya kembali ke tim nasional. Padahal, juara Piala Dunia 2018 itu tidak kekurangan striker muda kelas dunia, semisal Mbappe, Griezmann, sampai Dembele.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement