Jumat 04 Jun 2021 10:34 WIB

Spanyol Kembali Buka Kedubes di Libya

Kedutaan Besar Spanyol di Libya ditutup selama tujuh tahun karena perang saudara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Bendera Spanyol. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez kembali membuka kedutaan besar negaranya di Libya pada Kamis (3/6).
Bendera Spanyol. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez kembali membuka kedutaan besar negaranya di Libya pada Kamis (3/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez kembali membuka kedutaan besar negaranya di Libya pada Kamis (3/6). Pembukaan itu dilakukan setelah Kedutaan Besar Spanyol di Libya ditutup selama tujuh tahun karena perang saudara.

Sanchez bertemu dengan mitranya dari Libya, Abdul Hamid Dbeibah, di kediaman perdana menteri di Tripoli. Keduanya mengadakan konferensi pers setelah pertemuan antar-delegasi.

Baca Juga

Sanchez mengatakan, Spanyol mendukung upaya stabilisasi dan rekonsiliasi di Libya. Sanchez mengumumkan bahwa Spanyol telah memulai layanan konsuler untuk mengeluarkan visa Schengen kepada warga Libya. Hal ini berkontribusi dalam meningkatkan kerja sama dan memperkuat hubungan antara kedua negara.

Sanchez mengatakan, sekelompok pebisnis Spanyol tertarik untuk berinvestaso di bidang kesehatan, rekonstruksi, infrastruktur, energi terbarukan, pertanian, dan peternakan di Libya. Sanchez juga mencatat bahwa masyarakat internasional mendukung pemilihan di Libya, yang dijadwalkan pada 24 Desember.

Sementara itu, Dbeibah menyambut baik pembukaan kembali Kedutaan Besar Spanyol di Libya. Hal ini merupakan upaya untuk membawa hubungan kedua negara ke tingkat tertinggi setelah  bertahun-tahun.

“Kami menilai langkah ini merupakan indikasi keseriusan Spanyol dalam meningkatkan hubungan bilateral. Kami menantikan langkah-langkah yang lebih positif dan dimulainya kembali lalu lintas udara antara kedua negara dan pelonggaran penerbitan visa untuk warga Libya," ujar Dbeibah, dilansir Anadolu Agency, Jumat (4/6).

Dbeibah mengatakan bahwa selama pertemuan dengan delegasi Spanyol, mereka sepakat untuk mengaktifkan kembali Komisi Gabungan Libya-Spanyol untuk mengevaluasi semua perjanjian yang ditandatangani sebelumnya antara kedua negara. Libya belum lama ini membuat terobosan, di mana faksi-faksi yang saling bertikai sepakat untuk membentuk otoritas eksekutif baru yang bersatu. Libya berharap pemerintah baru akan mengakhiri perang saudara yang tela melanda negara itu sejak penggulingan  dan pembunuhan penguasa Muammar al-Qaddafi pada 2011. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement