Jumat 04 Jun 2021 07:38 WIB

GB UMM Dorong Sarjana Muda Bertahan di Segala Kondisi

Generasi kreatif mampu bertahan di segala situasi dan berfikir cepat

Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Rahayu Hartini.
Foto: Dok Humas UMM
Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Rahayu Hartini.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Guru Besar (GB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Profesor Rahayu Hartini mendorong sarjana muda agar mampu bertahan di segala kondisi. Hal ini diungkapkan Rahayu saat memberikan orasi ilmiah kepada wisudawan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (UBHARA). 

Pada kesempatan itu, Rahayu membahas orasi ilmiahnya yang berjudul “Peran Generasi Unggul yang Kreatif dan Inovatif dalam Melakukan Rekonstruksi Utang Di Tengah Pandemi Covid-19 melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Kepailitan”. Melalui bahasann ersebut, ia mendorong para sarjana untuk menjadi generasi unggul yang kuat. "Terutama dalam ilmu pengetahuan, agama dan akhlak," katanya.

Rahayu mengungkapkan, sejumlah langkah untuk membangun generasi unggul. Pertama, generasi muda harus memiliki moral dan spiritual. Kedua hal itu menjadi pondasi penting bagi setiap orang. 

Ada pula ilmu pengetahuan yang nantinya bisa menjadi modal tersendiri guna mendapatkan predikat generasi unggul. Terakhir, para sarjana juga harus berusaha memainkan peran di aspek sosial. Mereka harus mampu memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar.

Dosen Fakultas Hukum UMM itu tak menampik, menjadi generasi unggul saja tidak cukup. Harus dilengkapi dengan kemampuan kreatif dan inovatif. Generasi kreatif yakni mereka yang bisa bertahan di segala situasi dengan kemampuan berpikir cepat sehingga solusi dan gagasan ide akan muncul. "Ada pun inovatif memiliki makna mampu berpikir visioner dan menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada," katanya, kamis (3/6).

Sebagai ahli hukum bisnis, ia kembali menambahkan bagaimana situasi pandemi membuat banyak perusahaan berada di ambang kebangkrutan. Maka dari itu, penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) bisa menjadi solusi. Hal ini karena adanya rekonstruksi dan reorganisasi antara perusahaan dan kreditur.“Kalaupun PKPU tidak bisa dicapai dan perusahaan berada di titik mati, kepailitan menjadi jalan hukum terakhir untuk melindungi para kreditur,” jelasnya melanjutkan. 

Pada gelaran itu, Rahayu juga memberikan pesan kepada lulusan untuk tidak berhenti belaja sekalipun sudah menyelesaikan pendidikan sarjana. Ia juga berharap mereka bisa meneladani kisah pemuda Al-Kahfi yang tetap teguh pendirian dan sanggup bertahan seiring perubahan zaman.  

Terakhir, ia juga berharap orasi ilmiah yang ia sampaikan bisa memantik semangat para sarjana untuk menjadi generasi unggul. Tidak hanya menjadi pekerja, tapi juga bisa menjadi lulusan yang kreatif dan inovatif. "Dan memberikan solusi baru yang bermanfaat bagi sesama," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement