Jumat 04 Jun 2021 06:39 WIB

Digital Nomad Diharapkan Jadi Daya Tarik Work From Bali

Digital nomad istilah seseorang dapat bekerja dengan memanfaatkan teknologi digital

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Perubahan yang terjadi pada dunia kerja melahirkan banyak metode baru dalam bekerja, termasuk Work From Home (WFH) dan remote working, yang memungkinkan kita bekerja dari mana saja, selama tersedianya koneksi Internet kecepatan tinggi.  Salah satu destinasi idaman untuk kegiatan remote working adalah Pulau Bali.
Foto: istimewa
Perubahan yang terjadi pada dunia kerja melahirkan banyak metode baru dalam bekerja, termasuk Work From Home (WFH) dan remote working, yang memungkinkan kita bekerja dari mana saja, selama tersedianya koneksi Internet kecepatan tinggi. Salah satu destinasi idaman untuk kegiatan remote working adalah Pulau Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno berharap konsep digital nomad dapat menjadi daya tarik yang akan memperkuat program Work From Bali, khususnya bagi sektor swasta.

“Kami memiliki keyakinan bahwa work from Bali dan pariwisata era baru yang menyasar kepada pola kebiasaan bekerja baru seperti digital nomad, akan menjadi daya tarik yang sangat potensial untuk Bali dan beberapa destinasi wisata lainnya," kata Sandiaga dalam keterangan resminya, Jumat (4/6).

Ia mengatakan, dukungan internet, infrastruktur, event, maupun suasana kerja akan dibangun. Hal itu yang akan terus disiapkan seiring kebijakan work from Bali oleh pemerintah yang dikoordinir oleh Kemenko Marves.

Digital nomad adalah istilah dimana seseorang dapat bekerja dengan memanfaatkan teknologi digital, sehingga tidak terikat oleh waktu dan tempat.

Selain itu, Sandiaga ingin pelaku UMKM atau artisan di Bali menyiapkan produk-produk ekonomi kreatif, mulai dari kuliner, kriya, maupun fesyen jelang program work from Bali.“Karena work from Bali ini mungkin hanya 30 persen saja dampaknya terhadap hotel, sisanya adalah produk ekonomi kreatif termasuk restoran. Untuk itu, UMKM di Bali perlu juga kita persiapkan,” katanya.

Terkait Dana Hibah Pariwisata dan Bantuan Insentif Pemerintah (BIP), Menparekraf mengatakan masih dalam proses dan ia berharap bisa segera diimplementasikan.

Untuk Dana Hibah Pariwisata telah diusulkan Dana Program Pemulihan Ekonomi (PEN) TA 2021 untuk sektor pariwisata sebesar Rp 3,7 triliun kepada Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) dengan cakupan penerima hibah yang lebih luas dibandingkan dengan Dana Hibah Pariwisata Tahun 2020.

Sedangkan, BIP Tahun 2021, total anggarannya sebesar Rp 60 miliar, akan diberikan kepada enam subsektor ekonomi kreatif, yang meliputi aplikasi digital, pengembangan permainan (game), fesyen, kriya, kuliner, serta, film, dan sektor pariwisata (13 jenis usaha pariwisata sesuai UU No 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan).

Pendaftaran program BIP atau open submission nanti akan dibuka tanggal 4 Juni 2021 dan ditutup tgl 4 Juli 2021. Sosialisasi BIP akan ditayangkan live di youtube Kemenparekraf pada tanggal 4 Juni, termasuk peluncuran websitenya. Petunjuk teknis untuk masing-masing pendaftaran kategori BIP tercantum dan dapat diunduh pada website tersebut.

Menparekraf juga menjelaskan terkait penyelenggaraan event, yang harus dilakukan dalam bingkai protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan disiplin. Sebelumnya, Kemenparekraf bersama dengan ITS (Indonesia Triathlon Series) dan Pemerintah Daerah setempat telah sukses menggelar Belitung Triathlon 2021 dan Kendari Triathlon.

Selain itu, akan ada event berskala internasional yang akan diadakan dalam waktu dekat yaitu FIBA Asia Cup di bulan Agustus dan World Super Bike di bulan November.“Kami akan bekerjasama dengan semua pihak, baik Satgas Covid-19, kepolisian setempat dan tentunya Pemerintah Daerah serta Kementerian Kesehatan. Mudah-mudahan dengan bingkai CHSE event-event tingkat nasional dan internasional ini bisa dilakukan,” katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement