Jumat 04 Jun 2021 06:30 WIB

Bank Mandiri: Pertumbuhan Ekonomi 7,04 Persen Kuartal Dua

Pertumbuhan yang tinggi pada periode tersebut disebabkan efek basis yang rendah.

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Gedung Bank Mandiri
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gedung Bank Mandiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyebut pertumbuhan ekonomi mengalami pemulihan yang signifikan dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya. Perseroan meramal perekonomian Indonesia pada kuartal II/2021 akan tumbuh sebesar 7,04 persen.

Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi Ramdani mengatakan, pertumbuhan yang tinggi pada periode tersebut disebabkan oleh efek basis yang rendah pada kuartal dua 2020, ekonomi Indonesia terkontraksi sangat dalam -5,32 persen.

“Pertumbuhan positif pada kuartal II 2020 karena memang low based effect. Ekonomi kuartal II 2021 bisa tumbuh sebesar 7,04 persen. Perekonomian kuartal II 2021 sudah mengalami recovery yang signifikan dibandingkan tiga kuartal sebelumnya,” katanya dalam laporan analisisnya seperti dikutip Jumat (4/6).

Dendi memperkirakan secara regional sektor komoditas akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah yang berbasis komoditas, terutama CPO, batu bara, minyak bumi, dan nikel. Adapun beberapa wilayah tersebut, di antaranya provinsi-provinsi di Pulau sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Belakangan, harga komoditas mengalami peningkatan yang sangat tinggi.

Bahkan, diperkirakan harga komoditas masih akan tetap tinggi hingga akhir 2022 meski kemungkinan akan ada sedikit koreksi akibat overshooting harga.

Dari sisi lain, dia memperkirakan konsumsi rumah tangga juga akan membaik. Selain didorong oleh kenaikan harga komoditas, konsumsi terdorong juga oleh peningkatan keyakinan konsumen, terutama pada masyarakat berpendapatan menengah-atas.

“Pengeluaran pemerintah juga masih akan sangat penting mendorong pertumbuhan ekonomi melalui program stimulus yang direncanakan sebesar Rp 699,4 triliun pada tahun anggaran 2021,” ujarnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement